Aku lelah. Secara psikis dan mental. Kukira aku punya gagasan paling nekat di SCP Foundation terkait pembelaanku atas para objek dari pertambangan geothermal, dan kemudian wanita itu menghancurkan persepsiku. Yaya. Orang gila lainnya di SCP Foundation, bisa-bisanya dia menyukai makhluk antah berantah yang berwujud seperti manusia.
Aku tidak mau berlama-lama menyiksa otakku dengan asumsi-asumsi prediktif atau renungan. Aku ingin mandi. Masalahnya, aku terbiasa bengong di kamar mandi, mengingat tiap-tiap kejadian memalukan atau peristiwa menyedihkan di masa lampau. Seperti sekarang, aku bercermin. Aku mau sikat gigi, tapi aku malah terpaku, pikiranku bercabang kemana-mana sambil terombang-ambing pada lautan lamunan. Aku dulu punya kelinci. Bulunya jabrik bak kemoceng, bermotif seperti sapi perah, pokoknya kujaga dia baik-baik. Tapi kelincinya mati karena disate oleh tetanggaku.
Sayang sekali. Padahal, kelinci itu mau kujadikan kelinci percobaan untuk praktik ujicoba penanaman bakteri purba yang toleran terhadap radiasi. Biasa, proyek universitas.
Aku menghembuskan napas berat, aku melepas jas labku, melemparkannya ke keranjang cucian di sebelah rak deterjen. Aku menyalakan keran wastafel, berkumur-kumur dengan larutan antiseptik, lalu memuntahkannya. Aku bersiap ingin mandi.
Setelah selesai menjaga kebersihan gigi dan mulut, aku membalikkan badan, aku ingin menyalakan keran dan memenuhi bathub dengan air hangat bercampur busa dari sabun rasa rempah-rempah.
Aku kaget. Pertama, karena bathub itu airnya penuh. Bahkan meleber. Kedua, ada sosok yang menyembulkan kepalanya disana. Ia masih mengenakan jaket bulunya, dan menutup kepalanya dengan topi dari jaket bulu itu yang sama-sama berbulu lebat. Separuh kepalanya ada di dalam air, sisanya tidak. Matanya menatapku ragu-ragu. Mulutnya mengeluarkan oksigen, sehingga timbul bunyi blubuk blubuk.
"Ice!" Aku meneriakkan namanya.
Bukannya merespon secara verba, Ice malah semakin menenggelamkan wajahnya di bathub. Kini tersisa matanya saja yang ada diatas air.
Aku mendekat, "Kenapa kamu berendam? Kamu kepanasan lagi?"
Ice menggeleng dalam air. Lalu ia mengangkat dirinya ke atas, agar ia bisa bicara, "Aku gelisah."
"Kenapa, Ice?" Aku berjongkok, menyetarakan tubuhku dengan posisinya. "Kamu butuh apa?"
"Aku butuh kepulanganmu."Ice menjawab tegas.
Aku membuang napas kasar. Objek Api agak merepotkan. Maksudnya, orang-orang bangsal penelitian Objek Api itu merepotkan. Aku butuh seharian untuk mengonsolidasi prahara perebutan hak asuh Objek Api karena satuan kerja Ying enggan mensedekahkan kedudukan mereka padaku. Padahal, jika aku mengakuisisi proyek Objek Api, bukan berarti mereka akan dipecat darisini. Paling-paling mereka bakalan dimutasikan ke divisi lain oleh komisi ketenagakerjaan. Entah itu di proyek rekayasa genetika lain, proyek rekonstruksi tubuh manusia, proyek gas mustar, proyek yang mirip-mirip dengan kamp konsentrasi Auschwitz milik Nazi, atau proyek eksploitasi SCP-SCP lainnya.
"Aku sudah pulang. Sana pergi. Aku mau mandi. Jangan minta gendong lagi. Beratmu dua kali lipat beratku." Ketusku.
-
"Karena aku tidak tertarik." Fang mendengus. "Oh ayolah. Aku diberikan jabatan kepala proyek Objek Tanah karena aku ini adiknya Kaizo. Padahal aku tidak mau. Passionku bukan disini!"
Aku menyedot jusku. "Lalu passionmu apa?"
"Passionku?" Fang menyerahkan kartu namanya. Aku membaca selembar kertas seukuran kartu debit yang dilaminating itu dengan seksama. Namanya Fang, tentu saja. Dia tercatat berprofesi sebagai ... agen FBI? Aku menautkan alis. Orang ini sangat banting stir dalam aliran hidupnya. Dia seorang mekanika seismologi dari universitas Oxford sekaligus orang kepolisian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boboiboy x Reader | SCP Foundation
Fanfiction|Boboiboy x Reader| Aku seorang ilmuwan paleontologi yang memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan bekerja sebagai petugas sipil di pusat sains Asia Pasifik. Tiba-tiba, ada surel email yang masuk ke inbox laptopku, menawarkan aku pekerjaan di SCP Found...