- 16

2.4K 325 30
                                    

Gempa mengalahkan Ejojo dengan perbandingan bumi dan langit. Ia memunculkan naga golem dan memenangkan pertandingan pada grup stage ini. Kami—aku dan objek eksperimenku—dikandidatkan melawan juara di grup stage satunya dua hari lagi. Namanya Vargoba. Aku tidak mengerti makhluk macam apa itu. Daripada memusingkan Vargoba, keberadaan Kaizo dihadapanku lebih menyita perhatianku.

"Selamat, Nona Profesor." Kata Kaizo. "Apakah kamu mengingkari janji bertemu dengan Fang di Ground Segment karena sibuk memanjakan diri di sektor underground city?"

Aku tidak paham apa maksud Kaizo. Aku bukan manusia yang akan mendaftarkan diri ke kedai pedicure-manicure di sektor kecantikan, aku juga tidak tertarik main game di mesin arcade pada Jurassic fun centre. Atau, aku tak sudi menghambur-hamburkan uang dengan mengisi kartu membership klub olahraga—bowling, golf atau biliard misalnya. Aku seorang pekerja keras original, aku tak butuh bersenang-senang di Mall maha canggih-nya underground city ini. Aku menukikkan satu alis, lalu membentuk ekspresi kebingungan.

"—oh ya, aku juga mengingat perjanjian kita. Kuberi kamu waktu satu bulan. Satu bulan untuk penelitian komprehensif, Profesor. Bukannya meneliti, kamu malahan ikut ke pertandingan ilegal." Ia mengingatkan, sambil geleng-geleng kepala. Nadanya sarkas dan mengancam. Ia tak murni mengomentari; ia juga mengancam.

"Ingat. Jika kamu tidak menyetorkan resume yang kamu janjikan padaku, akan kukembalikan objek dari pertambangan geothermal itu ke kepala proyeknya masing-masing." Lanjutnya. Benar bukan, ia mengancam.

Aku mendengar suara napas Gempa yang berdiri disamping kiriku. Aku menenggerkan tanganku di bahunya Gempa, aku mengisyaratkannya agar tidak panik. Dalam bahasa tubuh itu aku mengatakan, Tenang. Aku disini.

"Aku bisa mengatasinya." Kataku.

"Baik. Aku percaya padamu." Kaizo basa-basi. "Aku permisi."

Kuperhatikan punggungnya menjauh dari bangku tunggu. Aku lantas menatap Gempa dengan membalikan tubuhku ke samping.

"Aku tidak mau kembali ke sumur itu. Disana gelap ... aku sendirian ... a-aku," Gempa mengeluh.

"Aku tahu. Aku tidak akan membiarkan kamu pergi dari tanggung-jawabku." Aku menenangkan.

"Aku tidak mau, pokoknya aku tidak mau." Gempa mendesah tak nyaman. Bahunya naik turun karena deru napasnya memburu. "Aku tidak—"

"Shhh," Aku memblokir akses bicaranya—kedua busur bibirnya—dengan jari telunjuk. "Aku bilang, kamu tidak pergi kemana-mana. Aku janji, Fang tidak akan menyentuhmu sedikit pun. Nah, ayo pulang. Kamu capek, 'kan? Nanti aku bantu kamu bersih-bersih, ya? Aku juga sudah memesan nugget ikan dari logistik. Aku gorengkan, kita makan sama-sama. Lalu, aku ceritakan lagi dongeng sebelum tidur."

Gempa mematung, lalu berkata, "Terimakasih, bidadari."

Aku salah bicara. Dia jadi memanggilku begitu sepanjang waktu. Lumayan mengganggu. Menganggu sesuatu—sumpah, aku takut ini patalogis—yang bersarang dibalik dadaku.

-

Mula-mula, aku penasaran, mekanisme apa yang sekiranya secara fisika dapat memicu maximum powernya Objek Cahaya, oleh karena itu aku buka-buka forum diskusi. Solar namanya, begitu kata Thorn. Si Solar Solar ini berkekuatan cahaya. Tapi setelah aku membaca dari unggahan terbaru dari lapak milik Yaya di forum diskusi para pemimpin proyek objek elemental, Yaya bilang Solar mampu mengeluarkan sinar-X.

Dapat dikatakan sebagai sinar-X sebab ketika diteliti, Solar menghasilkan tembakan super eksplosif dengan frekuensi sepuluh juta kelvin hertz. Gila memang. Awalnya aku mengangguk-angguk saja sambil lanjut menekuni laporan penelitiannya Yaya, tapi aku berhenti berkonsentrasi di tengah jalan. Ada anomali fisika. Hal yang sewajarnya tidak ada, dan menyalahi hukum fisika dan matematika. Meskipun frekuensinya sepuluh juta kelvin, akan tetapi skala perkiraan gelombangnya bukanlah sebesar atom. Skala-nya sinar-X itu mutlak sebesar atom.

Boboiboy x Reader | SCP FoundationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang