Boboiboy x Reader | SCP Foundation

- 15

Pita magnesium yang bisa terbakar dalam sekejap dan menghasilkan cahaya benderang—blitz dari kamera SLR—menghujani aku dari atas sampai ke bawah. Belasan jepretan mengebomku saat mulutku mulai bergerak di depan mikrofon.

"Aku merasa terhormat." Kataku, mengalihkan mataku ke samping. Disitu ada wanita berhijab bernama Mara, seorang sekretaris eksekutif dari yayasan Nobel Swedia. Aku memang dinominasikan bersama empat ilmuwan fisika lain, dimana keempat-empatnya bertendensi mengikutsertakan diri karena tertarik akan hadiah uangnya. Dan keempatnya seorang guru besar kelistrikan. Aku satu-satunya ilmuwan ilmu bumi dan kosmos di jejeran persaingan itu. Ini review jujur dariku, temuan kompetitorku keren keren, ada yang merevolusionerkan elektronik elektronika, ada pula riset pada superkonduktivitas, dan dua lainnya pengembang komputer superkuantum.

Sedangkan aku, aku menyumbang perumusanku sendiri mengenai ruang dan waktu; sesimpel mengemukakan secara matematis bahwasanya waktu bukan hal mutlak—waktu itu diwujudkan berdasar persepsi orang. Perhitungan ini sudah diramalkan oleh penggerak matematika sebelumnya. Tapi mereka kurang bukti.

Aku meresepkan rumus matematika yang mendukung pernyataan, 'Diluar jangkauan kita, bukan mustahil adanya ruang dan waktu lain; bahasa keren dari dunia lain'

Aku tidak terkejut aku menang. Aku sudah mendaftarkan penemuanku ini sekitar tiga bulan lalu. Dan pemenangnya baru diumumkan sekarang-sekarang ini kala aku sudah mengemasi barang-barangku dari ASPAC menuju Nevada.

Zaman sekarang mudah sekali memperoleh nobel; karena storting gampang disuap dan ada begitu banyak kontribusi dari masyarakat untuk sektor mekanika kuantum di tahun ini. Tetapi aku tetap merasa senang. Setidaknya, aku punya nobel.

Mara menyerahkan nobel penghargaannya padaku, sementara kamera dari wartawan menyorotku lagi.

"Pihak SCP Foundation telah mengonfirmasi," Kata Mara, "Kamu menangani proyek utama mereka. Maaf, aku agak keliru—maksudku, kamu bahkan menangani lima proyek utama mereka."

Lima. Maksudnya itu Objek Angin, Tumbuhan, Es, Api, dan Tanah? Orang-orang di asramaku itu? Proyek utama SCP Foundation. Aku mau tertawa. Rasanya ada yang menggelitik perutku. Telingaku mendadak rasanya gatal. Dan aku mengira-ngira seberapa jauh aku dapat menahan tawa ini.

Kalimatnya Mara menggambarkan aku seolah aku ilmuwan jenius yang mengebawahi lima proyek besar lembaga semasif SCP Foundation. Nyatanya apa? Nihil. Kerjaku tak lebih dari sebatas meninaboboi kelima objek penelitian itu agar mereka tidak mengamuk dan mereka tetap menurut padaku.

"Itu berlebihan. Tapi, terimakasih." Aku merekahkan senyum.

Acara kecil ini berakhir dengan bubarnya para wartawan dan pihak dari lembaga sains internasional yang berbondong-bondong mengantre menyalami aku di mimbar khusus konferensi pers; SCP Foundation itu hobinya mengadakan konferensi pers. Kalau-kalau objek penelitian kami kabur dan mengakibatkan kekacauan entah apapun bentuknya, atau lantaran SCP Foundation menyebabkan terlalu banyak infeksi penyakit kulit dari aktivitas kimia di generator nuklir kami, menjadi biang kerok polusi udara, kami sukanya klarifikasi dan meminta maaf di depan kamera, mereka-reka sepak terjang supaya kami tak diamuk WHO, Perserikatan Bangsa Bangsa, atau organisasi non-profit peduli alam lain ...

Wartawan, reporter dan tamu terakhir sudah pergi dari wilayah permadani, menyisakan Fang sendiri disana. Fang naik ke arah mimbar, lalu mengangkat tangannya sejajar panggul, mengajakku bersalaman.

Aku menerima jabat tangannya.

"Selamat." Ucap Fang. Aku baru sadar ia tak seharfiahnya ada disini. Kata Ying, Fang lebih banyak berkeliaran diluar ketimbang berlama-lama menganggur di SCP Foundation tanpa berbuat apa-apa selain merokok di cafeteria atau ikut bekerja bersama orang-orang dari birokrasi.