Logika ialah cabang ilmu filsafat yang mempelajari aktifitas berpikir manusia. Konsep itu digunakan manusia dalam kesehariannya. Namun femomena di pelupuk mataku menjadikan aku kurang percaya pada standar-standar logika.
Pria ini mengaku bernama Frostfire. Kalau membedah etiologi penamaannya, kosa kata itu terdiri dari dua suku kata yang bertolak belakang; api dan es. Dalam wawancara kami, Frostfire bilang ia datang dari proses kimia anorganik berjuluk fushion. Aku pingsan empat kali karena terkejut. Pingsan pertama terjadi karena Frostfire hadir di depan mataku dengan menyuguhkan fakta empiris bahwasanya ia terlahir dari paduan elemen Ice dan Blaze. Pingsan kedua karena kata Halilintar, ia dapat bersatu—memberlakukan prosedur fushion dengan Solar, dan elemen lain juga bisa. Pingsan ketiga; gara-gara Halilintar benar-benar mempraktikkannya di depan mataku dan fushion itu menghasilkan orang lain bernama Supra; penamaannya berasal dari genus kekuatannya. Yah, aku simpulkan Supra itu suprasegmental terhadap bumi. Ia perumpamaan dari entiti luar angkasa raya. Pingsan keempat baru saja aku lakoni. Karena tujuh elemen ini—mengenakan kontrol dari jam kuasa yang kami peroleh dari juara satu di turnamen—bersatu, menghadirkan sosok pria berperawakan tinggi. Katanya, namanya Boboiboy.
Aku tahu aku banyak drama. Aku tak sungguhan pingsan; jatuh tidur karena terkejut. Aku hanya syok. Tapi pingsan pertama itu betulan, bukan pernyataan hiperbolis atau apa.
Setelah Boboiboy tercipta dari proses penyatuan diluar logika manusia, rasanya aku ingin pingsan lagi. Mulutku ini menganga, tak terkatup sedikit pun untuk mengelola saliva. Aku tidak bisa percaya ini. Aku dilahirkan untuk menjadi orang sains, dan aku malah bertemu anomali proses-proses fisika dan kimia anorganik yang begini. Aku merasa terpukul, kaget, tak percaya, dan depresi saat ini. Betul, aku depresi. Aku percaya pada eksakta, satu tambah satu sama dengan dua. Eksak. Nah, ini ada diluar logika eksakta.
Tadinya aku membeku sangat lama, tapi Boboiboy menjelaskan panjang lebar, kalau ia bukan lahir di bumi ini—tapi di planet lain bernama bumi. Kutanya padanya dimana alamat buminya itu. Katanya begini; buminya terletak di Bimasakti, terkelompok ke susunan orbit Tata Surya, mengorbit sejauh 93.000 mil dari matahari dengan jarak tempuh 25.000 tahun cahaya di pusat Bimasakti. Lalu aku menjawab, lokasi buminya sama persis dengan lokasi bumi ini. Kami jadi bingung. Tapi setelah diteliti lebih lanjut, buminya berada di lengan kecil pada konstelasi Sagitarius bernama Orion-Cygnus.
Ada bumi lain selain bumi ini.
Dihuni manusia. Memiliki komponen kebumian. Namun peradabannya berjalan di timeline berbeda. Bumi ini lebih tua umurnya dari bumi itu.
Aku mengakses sistem Ground Segment dari superkomputer di bilik eksperimen Objek Angin dibantu oleh Amato sebagai penyedia codebreaker. Supaya tidak ketahuan oleh Kaizo aku mengobrak-abrik pemberkasan mereka, aku jadi repot sendiri dengan memohon kebersediaan Amato dalam menyuplai protokol coding Java Script tolol ini.
Aku masuk terlalu dalam. Data-data penelitian Ground Segment jadi terekspos jelas di depan mataku. Kulihat ada sejenis data rekam suara yang menangkap gelombang komunikasi di angkasa luar, di dekat JADES-GS-z13-0—galaksi berjarak 33 miliar tahun cahaya dari bumi. Citra pengelihatannya sendiri hanya dapat digapai oleh teleskop ALMA.
"Maaf soal kemarin. Aku terlalu banyak menuntut." Amato menyenggol masalah tempo hari. Pantaslah ia meminta maaf begitu. Amato mendorongku untuk menyudahi proyek fisika kuantum itu demi aku membawa anaknya pulang.
"Tidak apa-apa." Aku menjawab tanpa minat.
"Halilintar itu mirip dengan anakku yang sudah meninggal." Tuturnya. "Jadi aku menyayanginya."
"Oh ..." Aku menutup pencaharianku terhadap hal-hal menarik di laci-laci penelitian Ground Segment, dan memusatkan perhatian pada GPS mereka di monitor superkomputer. Aku dapat mengerti mengapa Amato begitu protektif. Aku memaklumi. Baiklah, aku sedikit memaafkannya. Sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boboiboy x Reader | SCP Foundation
Fanfiction|Boboiboy x Reader| Aku seorang ilmuwan paleontologi yang memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan bekerja sebagai petugas sipil di pusat sains Asia Pasifik. Tiba-tiba, ada surel email yang masuk ke inbox laptopku, menawarkan aku pekerjaan di SCP Found...