12 Mei, 2053. Carson City, Nevada, USA.
Aku menonton siaran langsung yang ditayangkan di saluran televisi internasional milik cabang kantor BBC. Mereka menyiarkan adanya gelombang elektromagnetik dari laporan Ground Segment. Awalnya aku agak kaget Ground Segment—salah satu sistem transmisi satelit punyanya SCP Foundation—mau membagikan database temuan mereka pada media masa. Singkatnya, Ground Segment menjumpai adanya sinyal komunikasi di angkasa luar. Aku menekan tombol untuk mematikan televisi. Ini berita baru di masyrakat. Tapi tidak baru bagiku. Aku sudah tahu alien itu betulan ada sejak lama.
Aku menyesap kopiku dan meletakkan cangkir keramiknya ke meja. Aku beranjak ke stand hanger dan meraih jas laboratoriumku. Aku mengenakannya sambil menguap. Aku mengantuk sekali. Aneh. Padahal tidurku cukup, ideal, dan nyenyak; aku tidur sehari sekali, di kasur empuk, dengan durasi waktu selama tujuh sampai delapan jam tanpa terbangun karena ingin mengosongkan kandung kemih.
Aku menatap diriku sendiri di cermin. Aku menyisir rambutku, merapikannya dengan pita putih yang ekornya menjuntai sepanjang bahu. Kemudian aku mengoleskan gel sanitizer ke seluruh pergelangan tanganku hingga telapak tanganku. Setelah itu, aku menyemprot parfum mur dan bergegas mengunci unit asrama ini.
Aku berjalan ke cafetaria, menemui seseorang yang mengabariku bahwa ia butuh ditemani makan.
"Pagi, Dokter." Aku menarik kursi, dan mendudukan pantatku disana, berposisi menyebrangi Ying.
Ying memukul meja pelan, "Nah, datang juga kamu, Profesor!"
Ying meletakkan sumpitnya di mulut mangkok ramen. Ia berhenti sejenak dari aktifitas makannya.
"Aku tadinya ingin berangkat lima menit lalu." Aku beralasan. "Tapi aku lumayan terkejut saat hendak mematikan televisi. Buletin pagi menayangkan berita dari Ground Segment. Lucu. SCP Foundation mulai terbuka pada publik dan pers."
"Oh. Betul. Pak Kaizo bahkan mengizinkan salah satu youtuber asal Spanyol merekam vlog di gedung primer SCP Foundation. Eh, memangnya yang kamu lihat di televisi itu, berita mengenai apa? Mengapa kamu sampai tertarik begitu?"
"Katanya Ground Segment menangkap sinyal telpon dari angkasa raya." Aku menjawab.
"Ah. Jangan-jangan kamu teringat kembali oleh Objek Elemen." Tuduh Ying. "Kasihan sekali kamu. Sudah dikecewakan Fang, ditinggal pergi pria kembar tujuh itu pula."
Aku memasang wajah masam, "Hentikan."
"Pernahkah kamu membatin pada Tuhan begini; Tuhan, mereka itu ada tujuh. Sisakan satu saja untukku. Kenapa engkau ambil ketujuh-tujuhnya dariku. Aku mau satu. Mau Objek Angin boleh. Mau Objek Tumbuhan boleh. Mau Objek Es boleh. Mau Objek Api boleh. Mau Objek Tanah boleh. Mau Objek Cahaya boleh. Mau Objek Petir boleh. Semuanya juga boleh. Pernah, 'kan?"
"Darimana asal pemikiran kotor itu?" Aku meninggikan satu alis.
"Dan apakah kamu sakit hati sampai sekarang karena ditinggal pergi oleh mereka? Seperti, hey, after we've been through—" Ucapan Ying terpotong. Karena aku menyambar sumpitnya, dan mengapit bibirnya dengan sumpit kayu produksi lembaga anti emisi gas itu.
"Bicara lagi. Ayo bicara lagi." Aku mengancam.
Ying memundurkan punggungnya, hingga ia terlepas dari sumpit itu. "Bah. Iya. Iya. Maaf ya, tunangannya Pak Kaizo. Cih. Aku goda sedikit saja, kamu langsung marah. Kamu memang cocok dengan Pak Kaizo. Sama-sama pemarah. Pendendam pula."
Aku menyilang tangan. "Terserah."
Ying mencondongkan punggung padaku, "Beri aku tips. Supaya bisa menakhlukan hati pejabat SCP Foundation. Seperti Kaizo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Boboiboy x Reader | SCP Foundation
Fanfiction|Boboiboy x Reader| Aku seorang ilmuwan paleontologi yang memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan bekerja sebagai petugas sipil di pusat sains Asia Pasifik. Tiba-tiba, ada surel email yang masuk ke inbox laptopku, menawarkan aku pekerjaan di SCP Found...