30|AM

55.6K 2.7K 129
                                    

Hujan masih sangat deras dengan petir yang masih menyala nyala di atas langit,angin selalu bertiup membuat siapa pun pasti akan kedinginan

"Ban nya sudah di ganti nak ,kalian sudah bisa pakai mobil itu" ujar laki laki paruh baya yang membatu nya tadi

Gus Ammar tersenyum manis"terimakasih pak sudah memperbaiki mobil saya"

Gus Ammar memberikan uang pada sang bapak sekitar 5 uang merah "ini pak , terima saja ,saya sangat bersyukur karena ada bapak mobil saya sudah baik"

"Tidak usah saya ikhlas,"
Tolak bapak itu

Ammar pun tidak bisa memaksa"yasudah pak saya izin ingin balik ke pondok lagi, terimakasih sudah membantu saya" pamit Ammar

"Cepet Banget, ayo mampir ke rumah dulu ,masih deras hujannya nanti kalo ada  apa apa di jalan bagaimana?"

Gus Ammar pun dengan terpaksa hanya bisa menurut ia tidak nyaman menolak dengan bapak ini karena sudah membantu nya

Sedangan Aisyah hanya mengikuti Gus Ammar saja dari belakang

"Assalamualaikum nduk, keluar sini" panggil sang bapak bapak tadi

Memanggil seseorang dari dalam rumah

Tampak lah di sana gadis cantik dengan rambut berwarna hitam ,sangat cantik, Putih seperti gadis desa

"Iya pak?"

"Tolong buatkan teh buat pemuda ini sama adik nya"

Aisyah yang mendengar sebutan adik itu melonggao kaget"maaf pak, saya ist.."

"Ah sudah jangan malu malu ayo duduk duduk " ujar bapak bapak itu

Gus Ammar dan Aisyah pun hanya duduk, tampak wajah Aisyah tidak mood , bagaimana tidak? Ia di kira sebagai adik Ammar.

"Saya ke dalam dulu ya sebentar" izin sang bapak bapak itu

Di jawab anggukan oleh ammar

Setelah pergi nya laki laki itu hanya ada keheningan

"Gus"

"Ya?"

"Menurut Gus gadis tadi cantik gk?" Tanya Aisyah

"Semua yang diciptakan Allah tidak ada yang jelek semua cantik" jawab Gus Ammar tanpa menatap ke arah aisyah

"Lalu apakah kah Aisyah cantik di mata Gus?" Tanya aisyah

"Iya" jawab ammar

"Beneran "

"Iya"

"Tapi mengapa Aisyah merasa tidak cantik?"

"Mungkin karena kamu melihat dirimu  dari kacamata benci sedangkan saya melihat mu dari kecemata cinta "

"Mungkin karena kamu membandingkan dirimu dengan yang lain, sedangan saya tidak  membandingkan dirimu dengan siapa siapa" lanjutnya lagi menatap lekas Mata biru Aisyah

Aisyah yang mendengar ucapan dari mulut Gus Ammar hanya bisa tersenyum malu malu Ia menutup wajah nya dengan tangannya

"Kalian tinggal dimana?" Sontak Gus Ammar dan Aisyah di buat kaget ketika bapak bapak tadi sudah datang

"Saya tinggal di pondok pak" jawab Ammar sopan

"Pondok dimana itu nak? Ma Sya Allah kamu santri ya "

"Bukan pak saya anak pemilik pondok, pondok nya namanya pondok pesantren Al ikhlas " jawab ammar

"Ma sya Allah,sudah tampan,baik hati seorang gus, anak Sholeh,bagus sekali jika menjadi menantu saya ini "ujar bapak itu menepuk pundak ammar

AMMSYAH [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang