ONE OF THE GIRLS

148 44 123
                                    

Tekan sebelum membaca
————————-

"Kim Seokjin, transaksi hari ini aku serahkan padamu. Setelah transaksi selesai, mari bertemu di toko pakaian langgananku", pesan Seokwoo pada sang sekretaris.

Rupanya, Seokwoo benar-benar telah mempercayai Seokjin. Hal itu terbukti dengan Seokwoo sengaja mengirim Seokjin seorang diri untuk melakukan transaksi penting seperti hari ini misalnya.

Kim Seokwoo mengendarai salah satu mobil mewah miliknya seorang diri. Melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Sambil menikmati hempasan angin yang menyejukkan hatinya.

Walau ada sedikit keraguan dalam benak Seokjin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Walau ada sedikit keraguan dalam benak Seokjin. Tapi hal ini lah yang memang diinginkan oleh Seokjin selama menjadi kaki tangan seorang Kim Seokwoo. Mafia kelas kakap yang cukup terkenal di kalangan bandar-bandar besar di dalam dunia perbisnisan terlarang yang digeluti orang-orang seperti Kim Seokwoo.

Seokjin berhasil menjadi orang kepercayaan Seokwoo, untuk melakukan transaksi dalam bisnis haram. Bertemu dengan bandar besar yang rela datang dari belahan dunia lainnya. Hanya untuk melakukan transaksi rahasia dalam jumlah uang yang cukup besar.

"Kim Seokwoo-ssi, apa benar kau mengirim kaki tanganmu kehadapanku?", tanya seorang pria paruh baya dengan potongan yang sangat rapi melalui panggilan telepon.

"Maaf tuan Lee, tiba-tiba aku ada urusan mendesak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Maaf tuan Lee, tiba-tiba aku ada urusan mendesak. Kim Seokjin akan memastikan transaksi hari ini berhasil dan aman, sesuai kesepakatan kita", jawab Seokwoo berusaha meyakinkan salah satu klien pentingnya yang telah bertransaksi bertahun-tahun dengannya.

"Apakah urusan mendesakmu dengan seorang wanita? Jika iya, kali ini aku akan memakluminya. Tapi, jika transaksi ini tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya. Maka kau tidak akan lagi dapat bertemu dengan pria yang kau katakan sebagai orang kepercayaanmu ini. Karena aku akan langsung membunuhnya di tempat", lirikan mata yang tajam langsung tertuju pada Seokjin yang berusaha terlihat tenang.

Seokjin harus terlihat tenang, bahkan setelah mendengar nyawanya terancam. Kemampuan untuk mengontrol ekspresi wajah dan menutupi ketakutannya, sudah semakin terlatih.

R E V E R I EWhere stories live. Discover now