"Eoh? Oppa ikut ke dalam? Aku pikir Oppa hanya akan mengantarku sampai sini", tangan Sohyun membuka pintu.
"Ada sesuatu yang ingin Bae Suji bicarakan, Jagiya"
"Ahhh, baiklah"
Sohyun pun menyalakan lampu, lalu terkesiap saat melihat sebuah pemandangan yang cukup mengerikan. Seketika Sohyun mengira bahwa rumahnya sedang dirampok oleh penjahat yang kini sedang menyandera sang sekretaris, Bae Suji.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Bae Biseo! Apa yang terjadi?!"
Seokjin pun segera masuk ke dalam, setelah mendengar teriakan sang istri yang terdengar sangat panik.
Dengan cekatan, Seokjin segera menyembunyikan tubuh sang istri di belakang tubuhnya. Sembari menatap ke arah pria yang tengah menodongkan sebuah pisau ke leher Bae Suji.
"Sohyun-ah......."
Seokwoo muncul dari balik ruangan, lalu mengisyaratkan anak buahnya untuk melepas Bae Suji dan membawanya pergi. Hingga tertinggal Seokwoo, Seokjin dan Sohyun dalam ruangan yang merubah atmosfer seketika menjadi sedikit panas.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Seokwoo-ah, bisa kau jelaskan apa yang sedang terjadi?", Sohyun pun keluar dari belakang tubuh Seokjin.
"Bukankah pertanyaan itu harusnya kulayangkan padamu, Kim Sohyun. Sebenarnya apa yang sedang terjadi di antara kita bertiga?", tangan Seokwoo mulai menyentuh barang-barang yang ada disekitar.
Sohyun terdiam, sambil melirik ke arah Seokjin untuk sesaat. Sedangkan Seokjin dengan cepat mampu menangkap situasi yang sedang terjadi.
"Kim Seokjin, kau adalah orang satu-satunya yang kupercaya selama ini. Apakah menyenangkan mempermainkanku seperti ini, eoh??", Seokwoo mulai menyerang secara terang-terangan.
Langkah kaki Seokwoo mendekat ke arah Sohyun yang berusaha tampak tenang.
"Sohyun-ah, kau tahu betapa aku sangat mencintaimu kan?", tangan Seokwoo mengusap wajah Sohyun dengan lembut sambil melirik tajam ke arah Seokjin yang berusaha menahan untuk tidak terpancing emosi.
