07

1.9K 234 18
                                    

Dayana menaiki titian tangga menuju dormitori yang hendak ia tinggali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dayana menaiki titian tangga menuju dormitori yang hendak ia tinggali. Ada rasa gembira bercampur cemas sebab sampai saat ini ia belum tahu dengan siapa dirinya akan berbagi kamar.

Diketuknya pintu kayu berwarna cokelat gelap yang menampakan nomor 504, namun selang beberapa menit belum juga ada jawaban.

Dengan kunci yang sebenarnya sudah ia genggam, Dayana coba masukan benda itu ke lubangnya dengan firasat bahwa teman sekamarnya sedang tidak ada. Namun ketika Dayana hendak melakukan, gagang pintunya bergerak dan kemudian terbuka dengan perlahan.

“Eh—?”

“E-eh? Halo...” Ucap Dayana ragu, tangannya melambai pelan sebab pemuda yang ada di hadapannya menganga sembari menutup mulut dengan tangan.

“Lo, lo Dayana ya?”

Yang ditanya mengangguk, sedikitnya bingung sebab si teman sekamarnya ini bisa tahu siapa namanya.

“Gue David btw, kemarin Julian bilang yang bakal jadi temen sekamar gue yang lagi rame berantem sama Jaden itu.” Tutur lelaki itu polos.

Dayana sempat membelalakan mata, tak menyangka David ini akan tahu mengenai ceritanya yang memang menjadi berita hangat di sekolah beberapa waktu terakhir.

Si pemuda tan tak menjawab apa-apa, hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal sembari mencengram erat ranselnya. Matanya menilisik kamar lewat pundak David.

Sadar bahwa suasana berubah canggung, David segera mencairkannya dengan berdeham keras kemudian membuka pintu itu lebar-lebar. “Masuk masuk! Barang-barang lo tadi siang udah dianter sama penjaga, kalo kotaknya tuh ada di depan kasur.”

Seusai berucap sedikit terima kasih, Dayana akhirnya membawa tungkainya masuk ke kamar.

Suasana di kamar itu cukup nyaman meski terkesan sedikit gelap berkat cahaya lampu yang minim. David sengaja tidak menyalakan lampu utamanya. Pun kamarnya tak seluas apa yang ada di bayangan Dayana, tapi ia tidak keberatan juga. Jika dibanding dirinya yang harus terus-terusan menaiki bus melalui jalur cukup memutar setiap pulang sekolah, ia tentu lebih memilih tinggal di sini.




























Selepas konflik yang terjadi diantara Dayana dan Jaden anehnya mereka malah semakin akrab berteman. Seperti hari ini, Dayana, Jaden, dan Nicholas duduk di kursi dekat gedung perpustakaan guna membahas materi olim yang tak terasa sudah di depan mata.

RIVALS | hajeongwoo au [ on going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang