[ 16 ] Atropine

2.6K 270 78
                                    

tw // homophobia, bullying

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tw // homophobia, bullying

Satu hal yang Dayana baru sadari saat ini, nyatanya ia tidak bisa menolak Nathanael.

Bahkan ketika banyak perlakuan yang lelaki itu perbuat padanya. Banyak sentuhan yang dirasakan oleh inderanya. Dayana masih tidak mengetahui apakah lelaki itu masih teguh dengan pemikiran bahwa dirinya adalah pria lurus. Sungguh ironi.

“Dayana makan kantin kuy!” Nicholas bangkit dari bangku sembari memasukkan ponsel ke dalam saku kemeja. Lelaki itu sedari tadi menunggu Dayana usai menulis, namun sepertinya tidak ada tanda-tanda temannya akan menyudahi.

Diliriknya alorji di tangan, masih ada beberapa menit sampai jam istirahat usai.

“Nicholaasss gue belum beres ini.”

Dayana mendengus singkat, tugas yang seharusnya rampung kemarin nyatanya belum ia selesaikan. Semalaman Dayana hanya pasrah dikerjai oleh Nathanael. Sayangnya tutor session mereka selalu berujung jadi make out session.

Nicholas masih diam, memandang ke arah Dayana dalam. “Skip lagi? Lo udah jarang banget makan bareng kita.”

Benar kata Nicholas, Dayana sadar akhir-akhir ini jarang meluangkan waktu untuk teman-temannya. Tanpa mereka tahu, Dayana selalu pergi bersama Nathanael bahkan di sela jam pelajaran.

Lelaki itu akan mengirimkan pesan lalu menitahnya menunggu di parkiran seperti biasa. Dan setelah itu, baik Dayana dan Nathanael akan kembali ke sekolah seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Merapihkan barangnya, Dayana kemudian berdiri dari bangku. “Iya deh.” Ujar lelaki itu sembari menggandeng tangan Nicholas. “Jangan marah-marah mulu, jelek tau.”

Mereka memutuskan makan di area outdoor sebab Julian memberi tahu sedang ada di sana. Dayana dan Nicholas membawa nampan berisikan makanan, kemudian berjalan ke arah Julian yang melambaikan tangan.

Di area ini biasanya bukan hanya siswa laki-laki yang ada, namun beberapa murid sekolah wanita pun sering datang. Meski begitu Dayana hanya melihat beberapa siswi saja di meja lain.

“Helo manis, tumben makan di luar.” Jaden kembali ke habitualnya, menggoda Dayana yang kali ini sudah tak dianggap pusing.

“Iya, abis biasanya males ketemu lo.” Dayana memutuskan duduk di sebelah Jaden, sementara Nicholas duduk di sisi Julian.

Ouuuchh sakit bosku...” Terdengar murid lain menimpali namun Jaden hanya tertawa. Keduanya sudah bisa dibilang berteman cukup akrab sekarang. Menikmati santapan dengan hikmat, sampai ketika...

RIVALS | hajeongwoo au [ on going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang