“Nggak masuk lagi si Nathan?” Dayana tak sengaja mendengar Kevin yang bertanya pada Jaden di bangku belakang.“Pagi sih gue papasan di dorm. Baru balik dari rumahnya kali kemaren?”
Pantas sejak hari pertama sekolah Nathanael seperti menghilang. Dayana tidak pernah melihatnya di mana pun. Bahkan lelaki itu tidak datang ke sekolah. Bukan berarti ia mencari keberadaan anak itu, hanya saja tumben lelaki itu tidak ada.
Perhatian Dayana langsung teralihkan saat terdengar bunyi langkah kaki masuk. Riuh murid yang tiba-tiba hening menandakan itu adalah guru yang datang.
Dayana membenarkan posisi duduknya, melirik pada Nicholas yang lebih diam dari biasanya. Kemarin lelaki itu berujar sedang sakit tenggorokan, itu sebabnya Dayana tak bertanya lebih.
“Keluarkan buku paket kalian dan pelajari halaman 118.” Sang guru berkata membuat para murid mengeluarkan bukunya saat itu juga.
Namun aktivitas itu kemudian tersela ketika ada ketukan yang terdengar dari pintu.
“Sorry Miss, telat.”
Dari suara beratnya saja Dayana tahu bahwa itu Nathanael yang datang. Ia tidak mengangkat wajah untuk sedikit melihat. Ada hal aneh yang Dayana rasa semenjak pesta di malam itu. Bahkan ia pun sulit untuk mengistirahatkan pikiran tatkala mengingat lagi detail yang terjadi.
Maka Dayana hanya berfokus pada bukunya saja; tidak sampai terasa bangku di sebelahnya sedikit bergeser, menampakkan jemari bercat kuku hitam, lengkap dengan beberapa cincin silver yang menghias di sela-selanya.
Nathanael memilih duduk pada bangku tepat di sisi dirinya padahal Dayana tahu masih banyak bangku kosong di belakang. Tempat di mana Nathanael biasa duduk.
“Miss Lev suruh gue duduk di sini.”
Belum sampai mata Dayana menatap yang lebih tua saat Nathanael memotong omongan yang belum terucap. Ia hanya melirik pada bibir sensual dengan piercing di belahannya, kemudian balik menatap buku miliknya lagi yang tadi sempat ia anggurkan.
Dayana meleguk kasar salivanya, teringat lagi bagaimana benda silver itu menjamah sebagian tubuhnya. Terasa dingin—namun juga hangat. Nathanael memperlakukanya dengan lembut tapi cengkraman tangannya mampu menghasilkan sensasi lain.
Tanpa sadar Dayana menghimpit kakinya sendiri. Mencoba menyadarkan diri dan tidak membayangkan hal-hal yang dirasa tidak perlu.
Nicholas menyentuh tangannya, seakan tahu bahwa sahabatnya itu sedang tidak baik-baik saja namun ia hanya memberi gelengan sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVALS | hajeongwoo au [ on going ]
Fanfictiona story about the sunshine and its moonlight, day and nath. bxb purely fictional, tw or cw will be include if needed ©chocohjw, 2023.