11

2.4K 264 57
                                    

“Minum?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Minum?”

Jaden menyodorkan satu gelas berisikan minuman kepada Dayana yang sedari tadi hanya terdiam menikmati suasana.

Lelaki itu meraihnya agak ragu, tidak suka dengan sensasi pahit akan minuman beralkohol namun tetap berterima kasih.

Suara dentuman keras dari musik yang diputar mengambil alih hampir seluruh pendengaran Dayana. Namun saat ini, matanya menatap ke sama kemari bermaksud mencari seseorang yang belum ia lihat keberadaannya bahkan sejak awal lelaki itu sampai ke pesta.

“Ada liat Nath?” Itu Kevin yang bertanya seakan bisa membaca apa yang ada di pikiran Dayana.

“Tuh, sibuk sama Olin.”

Pandangan Dayana seketika mengikuti manik mata temannya menuju kerumunan yang tengah asik menggerakan badan mengikuti alunan lagu.

Di sana Nathanael berada. Nampak mencolok dengan perawakan tinggi dan jaket denim yang membalut kaos putih miliknya. Rambutnya dibiarkan acak menutupi separuh pipi. Dengan aura maskulinnya, lelaki itu sibuk sibuk menjamah pundak polos milik Caroline.

Yikes.

Cepat-cepat Dayana alihkan pandangannya ke arah lain meski pipinya terasa memerah. Seumur hidup ia baru melihat orang secara terang-terangan bermesraan di tempat umum. Terutama di pesta seperti ini.

“Lo sakit? Muka lo merah, Day.” Julian berkata sambil duduk di sisinya, menyematkan hoodie miliknya di pundak Dayana tanpa diminta.

“Eh, nggak? Minuman kali?” Bohong, Dayana belum meleguk minumannya sedikut pun.

“Balikan lagi mereka?” Samar-samar terdengar Kevin bertanya pada Jaden. Meski Dayana tidak ingin menguping, bagaimana lagi ia bisa mendengar semuanya.

Lelaki itu lantas mengeluarkan sebatang rokok dan menawarkan pada yang lain. Namun tentu Dayana dan Julian menolak.

“Setau gue gak ada pacaran, but who knows?” Jawab si pirang mengedipkan mata seraya menyulut rokok miliknya.

Meski semula Dayana menganggurkan minuman punch beralkohol di tangan, tiba-tiba saja ia meleguk habis minuman itu tanpa bersisa.

Jaden yang melihat hanya tersenyum miring, memeluk pundaknya lalu mulai mengajaknya untuk berjalan. “Di sini berisik guys, kita pindah ke sebelah ada Felix bawa vodka.”



























RIVALS | hajeongwoo au [ on going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang