RIVALS | hajeongwoo au [ on going ]

[ 18 ] You

Past Time

CW // Assaulted, Harsh word, Homophobia

“Sadar lo udah egois banget, Jun!”

Kevin menggertak Jun yang sedari tadi duduk di sofa. Usai kejadian kemarin lusa, mereka memutuskan bertemu di rooftop walaupun hari ini tidak ada jadwal sekolah.

“Kita mati-matian latihan, nyiapin semuanya pun udah berbulan-bulan lamanya, tapi liat apa yang lo lakuin.” Wajahnya merah padam memendam marah. Meski Kevin terkenal ringan tangan kepada orang lain tapi tidak dengan temannya sendiri.

Mata Jun terangkat menatap kawannya itu lamat-lamat. “Terus mau lo apa, bangsat?”

Nathanael yang tadi bersandar di besi pembatas lantas jalan mendekat. Sudah cukup muak dengan sikap tak acuh yang Jun perlihatkan bahkan sedari awal.

“Perkara lo doang tim kita didiskualifikasi dan lo nggak berasa salah?” Ujar lelaki kelahiran April memandang tajam pada sosok pemuda yang kini tersenyum kecil.

“Karena gue atau Kevin yg nggak bisa nahan nafsu buat gak ngewe sama sembarang orang? Pacar kapten sebelah diembat juga.” Lelaki itu menutup obrolan dengan membuang ludah. Berdiri dari duduknya kemudian melipat kedua tangan tepat di dada.

“Gue masih nafsu sama cewek, lo anjing ciuman sama Deon di depan banyak orang. The Eagles udah nggak ada harga dirinya gara-gara lo!”

Kevin melayangkan satu tinju yang tak sempat Jun tangkis. Namun selanjutnya lelaki itu balas memukul dan mengakibatkan perkelahian tak dibisa dicegah lagi sampai akhirnya Nathanael dan Jaden menengahi.

“Bajingan kalian!” Jun menyapu sudut bibirnya yang berdarah. Penampilannya kini berbeda dengan dirinya yang biasa terlihat rapih, rambutnya acak tak karuan sedang memar menghiasi wajah. “Homopobia kaya kalian ini yang bikin malu The Eagles.” Lelaki itu menunjuk ke arah anggota-anggota di depannya.

“Apa hubungannya ketertarikan seksual seseorang sama tugas dia jadi kapten baseball gue tanya?”

“Jawab, anjing!” sambungnya lagi.

Keadaan hening, namun mimik menjijikan yang dikeluarkan oleh mereka yang ada di sana sudah cukup membuat Jun memutuskan untuk menyingkir dari tugas yang selama ini ia emban.

“Fine, si paling lurus.” Dia menatap anggotanya satu persatu. “Kalo menurut kalian jadi gay nggak pantes buat masuk di klub ini, biar gue mundur.” Mengangkat tangan, lelaki itu lalu membalikkan badan dan mulai berjalan.