[ 20 ] sunshine and moonlight

2.4K 216 57
                                    

cw // light smut, masochism

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cw // light smut, masochism

Thank you for let me doing anything.”

Perkataan itu sebenarnya bukan hanya ungkapan tak berarti dari mulut seorang Nathanael yang gemar meracau di tengah aktivitas seksnya. Sejujurnya ia amat berterima kasih pada Dayana yang seolah memberikan raganya setiap kali mereka berhubungan— di mana pun itu.

Terlebih setelah ia menemui sosok wanita yang semakin hari semakin terasa mulai melemah, namun meski begitu Nathanael tidak lah bisa bertindak apa-apa selain memastikan kehidupan wanita itu tetap berjalan. Dirinya masih bernapas.

Dan setidaknya, masih berjuang meski ingatan si wanita tentang dirinya perlahan mulai menghilang.

Sedari kecil kehidupannya sudah diatur sedemikian rupa oleh sang ayah. Bahkan untuk masuk ke sekolah ini pun. Sang anak tunggal yang terpaksa dijauhkan dari keluarga yang bermukim di Jepang semenjak ibunya memutuskan untuk pergi, juga rencana lelaki itu.

Nathanael tidak pernah bisa mengambil keputusannya sendiri. Namun masuk ke tim baseball adalah pertama kali dirinya memberanikan diri untuk memilih. Dan itu pun tentu ditentang hebat oleh sang ayah.

Lelaki paruh baya itu amat melarang di awal seperti biasa. Berkata bahwa dirinya harus fokus pada pelajaran dan bukan permainan sampah seperti itu. Namun Nathanael mempertahankan satu-satunya tempat di mana ia bisa merasa bebas. Bisa menjadi dirinya sendiri. Menentukan pilihannya.

“Nathan, pindah ke pitcher.”

Nathanael sedikit mengerang ketika sang pelatih memindahkan posisinya untuk yang kesekian kali. Cederanya Kevin di minggu pertama latihan sedikit banyak membuat grup ini jadi kewalahan.

Ia sampai di posisi untuk melempar bola, sedang di depan sana nampak Dayana yang terlihat gugup memegang tongkat yang ia genggam begitu erat.

Nathanael bersiap, menggerakkan tubuhnya guna ancang-ancang melemparkan benda bundar itu ke arah depan. Arthur memberi kode yang langsung ia tangkap, dan tak begitu lampa hingga bola pun dilempar olehnya.

Sementara itu Dayana menggigit bibirnya gusar, ia berusaha mengingat apa yang kemarin pelatih ajarkan padanya, namun nyatanya nihil. Bola pertama mampu melesat tertangkap oleh Arthur yang bertugas sebagai catcher.

Strike!

Dayana mendesis, membuat pandangan dari Nathanael berubah drastis lebih tajam dari sebelumnya.

Hingga lemparan ketiga, Dayana tidak bisa memukul balik bola itu dan membuat si pemain baru harus keluar dari lapangan tanpa menciptakan angka.

Namun bukan senang, sang kapten yang berhasil membuat triple strikes malah melepas topinya frustasi.

Usai latihan, Dayana pun mengembalikan peralatan baseball ke tempat biasa. Julian lagi-lagi tidak bisa mengantarnya membuat lelaki yang badannya sudah remuk di beberapa titik tersebut meringis sembari membawa tongkat bisbol yang tidak bisa dikatakan ringan.

RIVALS | hajeongwoo au [ on going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang