10

2.1K 246 50
                                    

“Tenang aja nggak usah nervous

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Tenang aja nggak usah nervous.” Jaden menepuk pundak Dayana yang nampak menegang kala itu. Ia benar-benar gugup.

Sejak pagi sekali, mereka sudah berada di ruang tunggu sebab sebentar lagi giliran olimpiade MIPA antar kelas lah yang akan dihelat. Tentu tak ingin ada yang datang terlambat sebab semuanya sudah dipersiapkan matang-matang bahkan dari jauh hari.

Lagi-lagi si pemuda tan menguliti kutikula jemarinya hingga terkoyak. Ini memang kebiasaan jelek Dayana jika sedang dalam tekanan. Sedang di pikirannya, lelaki itu berusaha mengingat lagi apa saja yang telah dipelajari. Namun ia pun sedikit lebih tenang karena sejak pertama ia datang Jaden—teman seregunya, selalu berada di sisi Dayana.

Lelaki itu sapukan pandang ke sisi lain ruangan, ada Nathanael, Kevin, bersama teman-temannya nampak di sana. Tidak aneh memang sebab para wanita mereka yang berasal dari sekolah putri ikut bertanding sekarang.

Ah benar, siswi yang tak sengaja Dayana lihat tempo hari bersama Nathanael di kamar mandi. Mungkin sedang gotong royong guna menyikat wc? Entahlah, yang pasti sekarang ada rasa dongkol di hatinya saat melihat bagaimana wanita itu bergelayutan manja memeluk tangan Nathanael seakan itu adalah hal yang paling perlu.

Lalu tanpa sadar tatapnya bertemu milik Nathanael yang mengarah padanya. Buru-buru diri Dayana memutus pandangan itu ke arah lain. Kontes tatap tadi sangatlah Dayana hindari terutapa untuk saat ini. Cih, dasar sasimo.


Sempat dirinya salah fokus namun senyumnya mengembang tatkala Nicholas datang dan membagi minuman kepadanya. “Eh, thanks? Ada apaan bagiin minum jir?”

“Bukan gue, tuh—” Nicholas memandang ke arah berlawanan kemudian membuat angcang-ancang guna berbicara pada peserta yahg lain. “Guys, hari ini minuman di supply kapten baseball kita.”

Sontak riuh bergema yang berasal dari suara anak-anak yang semangat mendapatkan minuman gratis. Namun seketika Dayana sadar, hanya minuman miliknya yang bukan minuman bersoda seperti yang lain.

“Kok punya gue susu pisang?”

Nicholas yang tak sengaja mendengar kemudian mengerutkan dahi, “Eh iya, ya? Tau tuh si Nath bilang buat lo harus yang ini minumannya. Spesifik tadi dipisah.”

Ada seutas senyuman yang mengembang seusai Nicholas pergi dari hadapannya untuk membagikan lagi minuman pada siswa yang sudah mengerumuni. Nyatanya  Nathanael ingat kebiasaan Dayana yang lain. Setidaknya masih ada harapan bahwa lelaki itu mungkin benar masih peduli.




























Jarum jam pun berpindah dan mereka mampu memimpin skor di awal, namun hanya bertahan hingga babak final. Ada seutas perasaan lega dari ketiga pemuda itu bisa melewati semuanya meski bukan menjadi juara.

RIVALS | hajeongwoo au [ on going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang