01

2.9K 286 29
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




“Tim baseball setau gue lagi open recruitment for new members deh, Day?”

Dengan napas yang tersenggal Dayana menatap Nicholas lewat balik rambutnya yang menutupi mata. Lelaki itu sedang membungkuk dengan tangan yang bertumpu pada kedua lutut, berlari tiga putaran lapang jelas bukan kegemarannya.

“Lo gila apa —gue gini aja udah mau mati!?”

Nicholas seketika tertawa, lalu menyodorkan botol air mineral dingin pada karibnya. Hampir tiga minggu mereka berkenalan dan tentu saja sudah cukup akrab karena di luar jam pelajaran, keduanya senang habiskan waktu untuk belajar atau sekedar bermain bersama.

“Tapi nggak ada ekskul lain yang bisa lo masukin sekarang, udah pada penuh. Tim baseball juga ada kosong kena kemarin ada yang di dropout.” Katanya menjelasnya, maniknya masih menelisik setiap perbuatan kecil yang Dayana lakukan. “Sementara buat kenaikan kelas lo harus masuk minimal satu kegiatan, Day.”

Yang diajak bicara malah memejamkan mata sembari menengadahkan kepala. Memutuskan membasuh muka dengan sisa air mineral yang tak habis ia teguk. Lelaki itu memang malas terkena air namun wajah berlumuran keringat bukanlah opsi yang bagus juga.

Menyugar rambutnya ke belakang, kini Nicholas agak tertegun dengan penampilan Dayana yang terbiasa menutupi sebagian wajahnya dengan poni.

“Gue harus daftar ke mana?” Tanyanya sambil memandang sosok di sampingnya.
Mengerjapkan mata, Nicholas lantas menarik tangan pemuda itu seraya menjauh dari lapangan olahraga. “Di ruang sekretariatnya, ayo gue anter!”


































Dayana kini terduduk di sebuah bangku panjang sementara Nicholas nampak sibuk berbicara dengan seorang yang mungkin temannya. Bukan hanya sekali Dayana nampak takjub dengan Nicholas, pasalnya lelaki itu memiliki banyak kenalan bahkan dengan orang-orang yang tidak Dayana pikirkan.

Pernah saban waktu Dayana tak sengaja meninggalkan dasinya di kolam renang sekolah dan tentu karena hari telah larut semua akses menuju ke sana telah dikunci dan tak dapat dimasuki. Namun dengan ajaibnya Nicholas bisa membujuk penjaga kolam renang yang Dayana ketahui sudah pulang terlebih dahulu sebab sempat berpapasan ketika dirinya hendak pergi ke conservatory untuk tugas kelompok.

“Yang mau daftar, yah?” Mendengar dirinya dipanggil membuat lelaki itu seketika menganggukkan kepala. “Lo isi data diri dulu di sini, besok udah bisa ikut latihan beres ngobrol bentar sama kapten baseball. Wawancara gitu.”

“Wawancara gimana?”

“Perkenalan paling? Sama alesan lo kenapa mau masuk ke tim kita. Pertanyaan basic.” Pemuda berperawakan jangkung itu menjelaskan.

Dayana hanya mengangguk, mulai menulis pada secarik kertas yang berisikan beberapa kolom yang perlu ia isi. Dayana bukan anak yang sepenuhnya pendiam, akan tetapi ia lebih nyaman berbicara dengan orang yang sudah dikenal dekat.

RIVALS | hajeongwoo au [ on going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang