Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah hampir satu bulan berlalu dan selama itu pula Dayana tidak pernah bertegur sapa dengan Nathanael semenjak kejadian di kamar mandi.
Jujur saja Dayana merasa ngeri dan tak percaya dengan kelakuan lelaki itu.
“Kalo menurut gue yang jaga booth nggak usah lebih dari lima orang, biar nggak sumpek.” Annabel mengemukakan pendapatnya yang di-iyakan oleh peserta yang hadir di rapat.
Sebab pekan olimpiade akan berlangsung esok, siswa dan siswi mengadakan pertemuan untuk menyiapkan hal apa yang akan mereka buat di booth mereka nanti. Jadi setiap dua kelas gabungan diminta untuk mengisi tenant booth yang ada, kelas 11-4 siswa putra ini berkolaborasi dengan siswa 11-3 putri. Ada beberapa anak yang turut berpartisipasi, dan sisanya melakukan agenda lain yang dengan maksud sama menyemarakkan acara.
Namun Dayana bukan termasuk siswa yang lain itu, jadilah di sini ia sekarang. Termenung memainkan ponselnya untuk sekedar melirik pada angka jam. Dayana sedikit bosan sebab Nicholas tak ada di sana.
“Kalau jadinya mau ngadain selfphoto booth taro aja yang eye-catching orangnya. Tuh Nathanael sama Dayana, pasti rame booth kita.” Kali ini Lucy yang membuka suara.
“Setuju biar yang ganteng sama cantik aja yang jaga booth.” Siswa lain setuju, terdengar beberapa obrolan yang tak jelas di telinga pula.
“Gue juga ganteng fyi.”
“No one talk to you, Jaden.” Lucy dengan cepat menutup mulut Jaden yang berbuah sorakan. Jaden mengacungkan jari tengahnya sembari terus mengunyah permen karet.
“Gimana, Day?”
Dayana yang termenung mengerjapkan matanya bingung, lengannya lalu di senggol oleh salah satu teman sekelasnya.
“Dayananya ogah sama Nath kali, biar si manis sama gue aja.” Potong Jaden dengan lantang.
“Dih maho lo kondisikan!!” Lucy menggertak. Jaden ini sungguh menyebalkan pikirnya.
“Mau yah, Day? Apa mau sama Jaden aja?”
“Biar gue sama Dayana yang jaga.” Nathanael yang duduk di ujung ruangan tiba-tiba berbicara sambil bangkit dari duduknya yang membuat decitan keras antara kursi dan lantai yg beradu. “Udah beres ‘kan? Gue balik.”
“Nath, ada beberapa hal yang harus diobrolin.”
Nathanael menghentikan langkahnya, menatap pada Dayana lalu pada Anabelle yang barusan berbicara. “Suruh Dayana chat ke gue aja.” Ucapnya sambil mengedipkan satu mata pada Dayana sebelum lelaki itu meninggalkan kelas.