Selamat membaca kembali, dimohon yang baca untuk sering berkedip agar mata anda jadi sehat.
Terimakasih.
.
.
(Part sebelumnya)
"Dia-"leon menggantung kalimatnya membuat yang lain menoleh secara bersamaan.
"Kenapa."kata katniel datar, ia dari tadi khawatir dengan gadisnya namun tak dapat informasi apapun.
"Dia diculik"lanjut leon
"APA!!"ucap para murid serempak dan kebenaran itu memicu emosi katniel, dia hampir memukul leon yang terlihat hampa, namun ia lampiaskan pada meja di sekitarnya.
Para siswa maupun siswi disana juga terkejut namun mereka tak bisa melakukan apapun, mereka sedikit menjauh agar tidak terkena amukan katniel yang membabi-buta memukul bahkan menendang meja.
"Dia diculik saat mencoba menolong Kevin"lanjut leon membuat yang lain terkejut terutama teman-temannya tak mungkin bos mereka diculik dengan mudah, pasti ada yang menjebaknya, itulah yang mereka pikirkan.
_________________
Saat ini yang dikhawatirkan sedang bersenang-senang dialam bawah sadarnya.
"Ini seru ini seru!, Ha ha ha"tawanya menggelegar disana tak ada wajah datar tanpa ekspresi, hanya ada wajah bahagia tanpa beban, bahkan disana ia berlarian kesana-kemari sambil tertawa, tak ada tawa palsu hanya ada ketulusan disana.
Siapa yang tidak ingin hidup bebas tanpa beban, hanya ada kebebasan itulah yang dirasakan, bahkan tubuhnya sehat dan bugar tanpa lecet, tidak ada perintah, tidak ada misi, tidak ada yang melarang, serta tak ada yang mengekangnya hanya ada kebebasan serta kedamaian jasmani dan rohani.
Ini pengalaman baru baginya maupun jiwa yang menempatinya, mereka memiliki nasib yang hampir sama.
Dia bahkan bisa bermain sepuasnya disini.
"Biarkan aku disini rem"kata orang itu yang tak lain adalah Michiel muda, Michiel yang masih bersih tanpa noda darah, Michiel yang polos dan manis, Michiel dalam bentuk anak-anak, Michiel yang ceria, Michiel yang ekspresif, Michiel yang lahir atas kedamaian dan kebahagiaan, bukan Michiel di dunia nyata yang kelahirannya hanyalah alat perang, membantu manusia lalu dibuang manusia, lahir karna peperangan dan keputusasaan manusia, tak ada emosional, tak ada hati nurani, tak ada pamikiran sendiri hanya ada satu yaitu apa yang akan dilakukan itulah yang selalu dipikirkan hari demi hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun, bahkan sampai ribuan tahun, tak ada yang menjawab hanya satu suara yang didengar setiap saat, suara yang sama yaitu suara sang pencipta yang mengatakan hal yang sama, Lindungi manusia dari orang jahat itulah yang selalu didengarnya setiap saat.
Setelah tumbuh dewasa Michiel mulai memiliki hati serta pemikiran, namun masih belum mengerti apapun, bisa dibilang ia hanya sesosok anak anak yang terpaksa berperang untuk melindungi nyawa orang dan tidak diperbolehkan menyelamatkan dirinya sendiri, itu perintah yang dilakukan pencipta 'mother' pada Michiel saat semua Ds- seri hancur di hadapannya.
Saat itu tak ada yang memberitahukannya serta mengajarkannya apa itu kehilangan, namun saat ini pemikiran yang semula kosong terisi dengan jiwa yang ada, yang tidak di mengerti dilimpahkan pada jiwa itu, sekarang paham betul apa yang seharusnya dilakukan, saat melihat satu persatu Ds- seri/ bisa dibilang saudaranya dihancurkan di hadapannya, tubuhnya mulai merespon tentang sakit hati, kekecewaan, ketakutan, keputusasaan, bahkan yang dikatakan edgar tentang lubang hitam dihatinya kini telah membesar membuat mereka terjatuh tanpa akhir.
"Anda hanya bermain disini"kata rem yang melihat Michiel tertawa lepas.
"Aku senang, aku senang,"ucap Michiel antusias bahkan kini anak itu menghampiri rem yang dalam bentuk bola kecil yang melayang.
"Nanti anda bisa bermain juga dunia nyata"ucap rem lagi mencoba membujuk Michiel dan hal itu berhasil.
"Heeehh~, benarkah?"tanya chiel penuh harap, anak itu mengepal tangannya diangkat serta binar matanya dan hal itu membuat rem yang tak siap serangan mendadak itu membuatnya sedikit oleng.
"Iya saat misi berhasil, anda bisa bersikap selayaknya manusia pada umumnya, dan jika berhasil maka saya akan memberikan suprise"kata rem lagi dengan yakin.
"Janji ya, rem hebat!"seru anak itu lalu memeluk bola rem dengan erat.
"Iya saya janji, rem gituloh"ucap rem bangga.
Contoh: Wujud rem dalam bentuk bola kamera mengambang.
_________________
Kembali dunia nyata.
Dua orang beda gender yang kini terduduk dengan tangan dan tubuh diikat rantai besi, serta tubuh penuh lebam dan luka goresan hanya satu orang yang mengalami itu, salah satu dari mereka mulai membuka matanya, ia mengerjabkan pelan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk di retinanya.
'euughh'
"Ekhem ekhem"memulai tes suara.
"Tuan seharusnya tidak perlu mengaktifkan mode tidur"tiba-tiba rem muncul didepannya dalam bentuk layar.
"Biar realistis"jawabnya.
"Ini sudah sampai kan, dimana orang tadi?"kata Michiel sambil mencoba melepaskan rantai itu, namu karna randai itu sangat keras, michiel langsung menarik keras tangannya membuat rantai itu putus dan pergelangan tangannya berdarah.
"Mereka sedang minum teh di luar tuan, jadi santai saja".
Michiel berjalan ke arah kevin yang pingsan, ia berjalan dengan rantai yang sudah putus itu, ia menepuk pelan pipi kevin.
Fyi- Mereka bicara dalam pikiran ya.
"Yang keras tuan"hasut rem dan chiel mendengarnya.
PLAK
chiel menampar pipi kevin dengan keras membuat si empu terbangun dan meringis.
"Kamu lelet"ucap Michiel lalu berlalu menuju pintu, kevin yang baru sadar sedikit linglung, ia menatap kepergian chiel dengan bingung apa yang dilakukannya.
Namun mata kevin salfok dengan tangan serta kaki chiel yang mengeluarkan darah serta rantai yang masih di tengger di tangan dan kakinya, saat mencoba bergerak ia tak bisa, lalu melihat tangan dan kakinya yang di ikat kencang menggunakan rantai, tubuhnya yang mulai lemah karna lebam dan luka luka itu membuatnya tak bisa bergerak.
.
.
.
Segini dulu ya, aku sedang ngantuk ini.
Oyasumi👋👋🥱
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Non-biner (End)
Teen FictionMenceritakan tentang seorang gadis yang bertransmigrasi ke dunia novel yang berjudul Everything is mine, masuk ke tubuh figuran yang tak memiliki jenis kelamin alias non-biner Cerita ini hanya karya fiktif semata, jika ada kesamaan nama, tokoh, alur...