7) Pesan

1.5K 113 0
                                    

Sebulan berlalu sejak Michiel masuk sekolah, violet terus menempel padanya dan leon secara terang-terangan menunjukkan kepeduliannya pada Michiel, dan Katniel mulai mengirim surat cinta pada Michiel, padahal tak pernah dibaca karena ia langsung membakarnya, lalu sang protagonis wanita sudah mulai aksinya, ia mulai dengan menuduh Michiel dan antek-anteknya membullynya namun berakhir ia yang dipermalukan mereka.

Saat ini Michiel sudah berada taman belakang sekolah sambil melamun karena sedang jamkos.

"Rem kenapa aku gak bisa ngilangin ingatan dari tubuh ini"ucap Michiel dengan lesu dan rem hanya diam tak menjawab.

"Mulai dari ingatan saat perang, pembunuhan, pembasmian, bahkan ingatan tentang tatapan mereka yang menyebalkan"dan rem tetap tak menjawabnya.

"Bahkan tubuh ini mendapat amanah lagi".

"Lindungi manusia dari orang jahat"ucap Michiel mengingat amanah itu.

"Karna tuan memiliki pemikiran sendiri, jadi tidak perlu mengikuti amanah itu".

"Kalo aku ubah amanahnya jadi gini gimana?,'hancurkan manusia jadilah penjahat"mendengar itu rem terdiam.

"Bercanda~".

"Candaan anda tidak lucu tuan".

*Ngomong-ngomong mereka bicara dalam pikiran.

Ting nong~

Saatnya masuk kembali~

Dikelas Michiel hanya termenung, sambil melihat keluar jendela tanpa mendengar guru yang mengoceh di depan.

Tok tok tok

Pintu diketuk lalu masuk seorang guru, untuk mengatakan akan ada rapat 15 menit lagi, setelah itu guru itu keluar.

"Baik anak-anak 15 menit para guru akan rapat, jadi kalian jangan ribut atau keluar kelas, nanti rapat mulai kalian boleh pulang"setelah mengatakan itu, guru itu keluar kelas membuat para murid bersorak riang.

"Asik nih, tadi jamkos sekarang rapat dan lalu pulang deh"ucap keras ketua kelas.

"Sudah diam, kalo gak diam kalian gak boleh pulang"tegas gadis sang bendahara dan para murid di kelas itu langsung diam dan duduk ditempat masing-masing.

Di sisi Michiel, Michiel masih memandang kosong luar jendela, bahkan Aurora disampingnya tak berani menegurnya.

Michiel mengalihkan pandangannya lalu mendongak"hah~,aku ingin mati,"semua murid tertuju pada Michiel yang sedang bergumam.

Saat sadar Michiel menatap sekitar lalu bertanya"kenapa?".

"Lo baik-baik saja?"tanya Aurora khawatir.

"Aku oke"balas Michiel dengan wajah andalannya.

"Kalo ada masalah, lo bisa cerita pada gua"sahut aini yang tadi menyimak.

"Em, el bisa cerita sama vio juga"sambung violet.

"Ck"Michiel berdecak lalu pergi keluar kelas, saat sampai di pintu teman sekelasnya hanya menatap Michiel.

"Gak mau pulang"lanjutnya lalu pulang lebih dulu, mendengar itu mereka langsung sadar dan langsung membereskan barang-barangnya.

Di parkiran para most wanted sedang nongkrong, Michiel hanya melewati mereka tanpa melirik ataupun menyapa mereka.

"Makin cool aja si degem"ucap Ares yang lain hanya menatap Michiel.

Merasa diperhatikan Michiel berhenti lalu menoleh.

Ia melihat satu persatu lalu berkata"apa,"sarkasnya.

"Eh nggak kok, cuman heran aja tumben sendiri"ucap Reno

Michiel menghampiri mereka lalu berhenti agak jauh membuat mereka bingung.

"Ck"Michiel kembali berdecak lalu berlalu pergi dari sana menunggu jemputan.

"Eh kalian sadar gak sih, ekspresinya sedikit berubah"celetuk Ale.

"Iya, awalnya ekspresi bingung, lalu saat ingin menghampiri kita ekspresinya berubah kesal"sahut criss

"Kenapa bisa gitu"gumam anis namun masih terdengar yang lain.

Katniel lebih dulu berlalu dari sana hendak menyusul Michiel.

"Kemana bos"tanya criss

"Pulang"jawab katniel yang lain langsung bubar.

Di sisi Michiel.

"Rem kenapa mereka melihatku seperti itu, bikin de javu aja"batinnya dengan kesal.

"Ya karena tuan, berbicara aneh".

"Jangan bilang mereka dengar apa yang ku inginkan".

"Tentu saja mereka dengar,lagi pula kelas sepi dan juga anda berucap bukan membatin"

"Oo".

Ok lanjut.

Katniel mendekat perlahan kearah Michiel yang termenung, ia sangat gugup saat ini.

"Ngapain"Michiel berucap tanpa mengalihkan pandangannya.

Katniel terkejut lalu menormalkan kembali "gak"ketus katniel karna saking gugupnya.

Michiel menatap datar"kau sakit"ia berdiri di depan katniel, membuat katniel tak karuan dan langsung terduduk di bangku halte.

"Wajahmu merah dan berdetak kencang"lanjut michiel datar, sedangkan katniel ia langsung menunduk menormalkan wajahnya yang memerah malu/salting mungkin.

"Khana, antar"titahnya, katniel terkejut lalu tersenyum"oke"

Katniel menaiki motornya lalu memasang helm pada Michiel lalu menyuruhnya naik.

Michiel bingung bagaimana cara naiknya, motornya sangat tinggi atau Michiel yang terlalu pendek.

Katniel yang paham lalu turun dan mengangkat Michiel agar duduk"makanya jangan pendek"ejeknya, Michiel tak menjawab ataupun tersinggung karna terbiasa mendengarnya.


Tbc.

Transmigrasi Non-biner (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang