Chapter 8

1.2K 45 3
                                    

Thomas membanting apapun yang ada di hadapan nya. Kemarahan nya semakin menjadi tak kala sampai malam Sharon hukum di temukan. Kemana perginya wanita itu? Kenapa dia sulit di temukan? Kemana perginya Sharon?

Jordan diam saja melihat amarah bosnya, awalnya ia terkejut mengetahui Thomas menculik Sharon, untuk apa? Kalau dia menginginkan wanita Thomas tidak perlu sampai menculik nya, apa karena di tolak? Sebegitu marahnya Thomas sampai menculik Sharon dengan mempertaruhkan nama baiknya. Ya, nama baiknya senang Sharon bisa saja membeberkan segala nya kepada publik dan itu membuat nama baik keluarga Navarro tercoreng. Namun Jordan hanya diam saja karena tugasnya hanya mengikuti perintah Thomas.

"Nona Sharon akan segera di temukan Pak. Anda tenang saja." kata Jordan menenangkan.

"Tenang? Aku tidak bisa tenang kalau wanita itu masih berkeliaran di luar sana!" desis Thomas membuat Jordan membisu.

"Maaf." Jordan menunduk.

Thomas melonggarkan dasinya yang mencekik lehernya. Ia tidak akan tenang kalau Sharon belum di temukan, ia ingin wanita itu ada di rumah ini! Apa ada yang membantunya? Ah, benar pasti ada yang membantunya karena tidak mungkin Sharon dengan mudah melarikan diri.

Maka dengan kemarahan yang memuncak Thomas menyuruh Jordan agar seluruh pelayannya berkumpul. Setelah ituThomas menatap tajam ke semua orang yang menunduk takut.

"Katakan siapa di antara kalian yang membantu Sharon?" desis Thomas.

Para pelayan pucat pasi melihat kemarahan majikan nya yang tidak pernah mereka lihat.

"Jawab!" bentak Thomas dengan dada naik turun.

"Kami tidak mungkin mengkhianati Tuan, Thomas. Kami bersumpah." ucap salah satu dari mereka.

"Kami juga tidak mungkin melakukan itu, bos! Apa untung nya membantu dia? Saya harap bos percaya dengan kami semua." kata pria berjas, salah satu anak buah Thomas.

"Tapi kenapa dia bisa kabur heh!" geram Thomas.

Bagaimana mungkin sampai sekarang Sharon tidak di temukan padahal ia sudah mengerahkan semua anak buahnya mencari Sharon di sekitar rumah dan hutan juga.

"Kami tidak tahu, bos. Kami masih mencari Nona Sharon di hutan. Saya merasa dia melarikan diri lewat sana."

"Cari dia sampai dapat! Jangan sampai seujung kuku pun terluka. Paham?!"

"Ya, Bos."

Mereka semua pergi meninggalkan Thomas yang masih di selimuti kemarahan. Thomas bersandar di sofa sambil memejamkan matanya.

Jordan diam saja karena bingung harus berbuat apa agar meredam kemarahan bosnya. Dirinya belum pernah melihat bosnya seperti ini hanya karena seorang wanita. Apakah wanita itu sangat penting bagi bosnya?

"Kau pergilah. Aku ingin sendiri." kata Thomas. Jordan pun pamit pulang.

Dering telpon nya berbunyi dan nama Raisa terlihat di layar ponselnya. Thomas tidak mengangkat nya karena sekarang kepalanya sedang pusing memikirkan Sharon yang belum di temukan.

"Sharon, kau tidak bisa kabur dariku. Kau akan terima hukuman yang tidak akan pernah kau bayangkan." desisnya geram.

Ponsel Thomas terus berbunyi dan dengan kekesalan ia mengangkat nya, namun sebelum ia bicara suara tangisan terdengar.

"Thomas tolong aku!" isak Raisa di sebrang sana.

Thomas langsung berdiri tegak ketika mendengar tangisan Raisa.

"Ada apa?"

"Tolong aku.. Aku kejar oleh penjahat." isaknya.

"Katakan, kau sekarang di mana?" tanya Thomas panik.

DESIRE (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang