Chapter 18

815 35 2
                                    

Sharon terbangun dengan tubuh mengigilnya, entah kenapa tiba-tiba hawa dingin di kamarnya terasa menusuk tubuhnya, apa karena semalam? Sharon tidak jadi bangun karena tubuhnya tidak enak. Tak lama pintu terbuka memperlihatkan. Pelayan datang.

"Nona Sharon, kenapa tidak turun ke bawah?"

"Kepala pusing sekali dan juga tubuhku rasanya sakit." keluh Sharon.

Pelayan itu mendekat dan meminta maaf kepada Sharon sebelum memeriksa keningnya, benar saja kening Sharon terasa panas.

"Sepertinya Nona sakit, saya akan ambilkan obat di bawah." kata pelayan lalu pergi.

Sharon memijat pelipis nya sampai pintu terbuka memperlihatkan Thomas yang sudah rapi dengan setelan jasnya. Sharon tersentak melihat kedatangan pria itu. Wajahnya makin pucat takut dia akan memberi hukuman di saat dirinya sakit.

"Thomas...." suara Sharon tercekat karena wajah datar Thomas.

Thomas mendekat kearah Sharon dan secara mengejutkan memeriksa suhu tubuhnya. Pelayan datang membawa obat dan air putih dan menyerahkan kepada majikan nya. Tanpa kata Thomas mengambilnya lalu menyodorkan nya ke bibir Sharon.

Jelas saja Sharon mematung melihat apa yang pria itu lakukan, Sharon memberanikan diri menatap manik mata Thomas yang juga menatapnya. Jantungnya berdebar kencang ketika tatapan mereka bertemu, entah kenapa rasanya ada yang aneh di dalam hatinya. Ada apa dengan nya? Kenapa ia merasakan ini? Harusnya ia membenci Thomas bukan malah berdebar seakan dirinya jatuh cinta.

Deg..

Jatuh cinta? Apakah dirinya jatuh cinta kepada Thomas? Tidak mungkin! Tidak mungkin ia jatuh cinta kepada pria iblis ini!

"Ini minum atau aku yang membuatmu minum?" suara bariton Thomas membuat Sharon tersentak, ia segera membuka mulutnya ketika Thomas memasukan obat ke mulutnya, pria itu juga memberikan air putih kepadanya. Setelah itu Sharon tetap diam membisu.

"Dokter akan ke sini untuk memeriksa mu." kata Thomas datar.

"Tidak perlu! Maksudku, aku akan membaik dengan minum obat baru...san." kata Sharon tapi menciut ketika mendekat tatapan tajam dari Thomas.

"Aku tidak meminta persetujuan mu. Dia akan datang untuk memeriksa mu." tekan Thomas, Sharon tidak berkata apa-apa lagi karena ia lupa kalau ucapan Thomas mutlak tidak bisa di bantah.

Pintu terbuka memperlihatkan pelayan yang membawa Dokter ke kamar. Thomas menjauh dari sana dan Dokter mulai memeriksa nya, Dokter mulai memeriksa Sharon di mulai dari memeriksa area dada, memegang pergelangan tangan lalu memeriksa keningnya.

"Suhunya sangat tinggi sekali." kata Dokter.

Sharon hanya tersenyum saja.

"Saya akan resep kan obat agar panasnya cepat turun." lanjutnya lagi.

Dokter menoleh kearah Thomas yang memasang wajah datar nya, dahinya mengernyit heran karena Thomas terlihat seperti menahan marah.

"Pak, Thomas? Anda baik-baik saja?"

"Hm." hanya itu yang Thomas katakan.

Dokter memberikan kertas resep itu kepada Thomas, lalu mengantarkan Dokter kepercayaan nya ke luar. Sebelum Dokter pergi Thomas mengatakan sesuatu hal.

"Lain kali saya tidak akan mentolerir anda memegangnya seperti tadi." kata Thomas dingin.

Seketika Dokter tersenyum sumringah mendengar ucapan Thomas, mungkin orang lain akan takut atau merasa terancam tapi Dokter itu malah tersenyum senang mendengarnya.

"Baiklah, saya tidak akan melakukan itu kalau anda tidak menelpon saya untuk memeriksa nya. Lain kali saya akan mengirim istri saya untuk memeriksa dia agar Pak Thomas tidak cemburu."

DESIRE (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang