Chapter 29

722 42 15
                                    

Semua pelayan di rumah Thomas terbelalak kaget melihat siapa yang datang dengan Tuan nya! Sharon Rosemary, wanita yang yang membuat Bos nya murka karena melarikan diri. Mereka tidak menyangka Sharon akan kembali datang dengan Tuan nya yang berdarah!

"Tuan, Anda kenapa?" tanya pelayan kaget melihat darah di kemeja Majikan nya.

"Hanya luka kecil." jawab Thomas lalu menoleh kearah Sharon yang diam saja semenjak datang.

"Tapi Anda perlu di periksa Tuan, luka nya seperti parah." kata pelayan khawatir karena darah itu masih mengucur.

"Tidak perlu, ada seseorang yang akan mengobati luka ku." jawab Thomas membuat semua pelayan mengangguk paham.

Sedangkan Sharon berusaha melawan rasa trauma dengan rumah ini, banyak kenangan indah dan menyakitkan di rasakan olehnya ketika tinggal di sini. Bayangan itu berputar seperti kaset rusak di kepala nya, tapi Sharon berusaha bersikap tenang karena ia ke sini untuk mengobati luka Thomas lalu pergi.

"Hm, apa ada salep?" tanya Sharon kepala pelayan.

"Ada, Nyonya."

"Bawa ke.." Sharon menatap Thomas bingung pria itu akan di obati di mana.

"Kamarku." terang Thomas membuat Sharon diam.

Di kamarnya? Apa tidak salah? Kenapa harus di kamarnya? Bisa kan di ruang tamu? Entah kenapa Sharon berpikir aneh ketika memikirkan kamar Thomas sebab di sana mereka sering tidur bersama.

Ya Tuhan!

Ada apa dengan nya? Kenapa ia malah memikirkan hal mesum itu?

"Kau kenapa?" dahi Thomas mengernyit heran melihat Sharon yang tiba-tiba menggelengkan kepalanya.

"Eh, tidak! Tidak!" Sharon jadi salah tingkah dan itu makin membuat Thomas heran.

"Buatkan air hangat juga dan bawa ke ke sana." kata Sharon.

"Baik, Nyonya."

Thomas dan Sharon berjalan menuju kamar Thomas, sepanjang jalan jantung Sharon berdebar tidak menentu dan gelisah. Mereka tidak di kamar Thomas tapi bukan kamar yang pernah ia tempati melainkan kamar satu nya lagi. Entah kenapa ia menjadi kecewa karena kamar Thomas bukan di tempat yang pernah mereka tiduri bersama. Mungkin pria itu jijik harus menempati kamar itu lagi.

"Apa kau masih ingin berdiri di sana?" tanya Thomas membuat kaget. 

Sharon makin kaget melihat Thomas yang sudah bertelanjang dada! Kapan pria itu membuka pakaian nya?! Sharon berusaha tenang, lalu melangkah mendekati Thomas untuk lebih jelas melihat sayatan di bahu Thomas.

"Lukamu besar sekali. Kau harus memeriksa nya ke Dokter." Sharon panik sekali karena sayatan itu besar dan memanjang, pantas saja darah pria itu keluar banyak karena robekan nya cukup besar.

"Kau bilang ingin mengobati nya." wajah Thomas berubah jadi dingin.

"Aku kira tidak sebesar ini, salep tidak akan membuat darah mu berhenti. Kau bisa menelpon Dokter agar mereka datang ke sini." kata Sharon lagi.

"Kau bisa pergi." usir Thomas berjalan melewati Sharon mengambil handuknya. Thomas menempelkan nya di bahu nya.

Sharon mengikuti pria itu. "Aku mohon, kau harus di periksa Dokter. Luka mu sangat besar dan bisa terjadi infeksi."

Thomas tidak menjawabnya karena sibuk membersihkan darah di bahu nya dengan handuk. Sharon memberanikan diri mengambil handuk itu sampai Thomas menatapnya tajam.

"Duduklah, aku akan obati." Sharon lelah berdebat dengan Thomas karena pria itu keras kepala sekali. Dia tidak bisa di ubah pendirian nya, daripada mereka berdebat tidak jelas lebih baik Sharon segera mengobati nya meski ia tidak tahu akan berhasil atau tidak.

DESIRE (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang