19

55 6 1
                                    

Seminar kewirausahaan adalah salah satu program kerja kelompok KKN yang diketuai Fachri. Sasaran dari seminar ini adalah pemuda, khususnya. Namun tidak membatasi jika kalangan umum juga ingin hadir. Narasumber mereka adalah dosen pembimbing yang juga punya bisnis kuliner kekinian. Kesuksesannya di usia yang masih dibilang muda bisa menjadi motivasi bagi audiens nanti.

Sejak pagi, para mahasiswa sudah sibuk wira-wiri di aula balai desa. Bukan hanya pagi, bahkan sejak kemarin dan kemarinnya lagi. Mereka mengedarkan undangan, mengurus aula, Snack, sound sistem dan perlengkapan lainnya.

Kesibukan mereka semakin bertambah karena rencananya siang nanti akan dilanjutkan monev dari kampus. Jadi mereka harus menyiapkan administrasi yang diperlukan.

Pukul 8 kurang sepuluh menit Aldrian sudah tiba. Ia disambut oleh kepala desa dan kepala dusun serta beberapa perangkat. Ia bahkan hanya bertemu Khansa sebentar karena gadis itu sibuk mengurus konsumsi. Di sela obrolan, Aldrian mencuri pandang Khansa. Gadis itu masih bersikap seolah tak mengenalnya setelah beberapa waktu lalu menyebutnya Mas.

Aldrian tanpa sadar tersenyum mengingat kejadian minggu lalu itu. Kala itu dia baru saja sampai rumah. Ada sebuah pesan masuk yang membuatnya mengernyit. Sebuah pesan dari Khansa.

"Mas sudah sampai belum?" Begitu tulisnya. Eh, seriusan nih anak nyebut dia Mas? Biasanya kan selalu Pak. Ngomongnya aja selalu formal. Ngajeni banget. Lha, ini. Ada angin apa dia bersikap demikian? Jangan-jangan gara-gara makan bakso tadi.

"Sudah sampai baru saja." Aldrian tak sabar untuk tidak membalasnya. Ada jeda cukup lama bahkan sampai Aldrian selesai sholat isya tak ada balasan dari Khansa. Beberapa kali Aldrian memeriksa ponselnya, tetap tak ada notifikasi.

Begitu ponselnya bergetar, dengan serabutan Aldrian segera memeriksa. Jawaban Khansa membuat Aldrian ngakak dan berguling di kasur.

"Astagaaaa.... astaghfirullah...maaf Paaaaaaaakk... Tidak sengaja tadi. Salah kirim.,🙏🙏🙏🙏. Bukan maksud saya seperti itu." Aldrian bisa membayangkan betapa paniknya Khansa saat menyadari pesan yang dia kirim.

"Kenapa minta maaf? Kamu bohong pun aku ngga tahu kok."

"Bohong? Bohong bagaimana Pak?"

"Bohong kalau salah kirim."

"Beneran, Pak. Tadi kita lagi bahas mas-mas yang di sini. Eh, kebawa deh pas chat Bapak."

Apa-apaan Khansa? Kenapa dengan jujurnya mengatakan sedang membahas lelaki lain pada suaminya sendiri?

"Kamu bahas mas-mas di situ? Emang apa istimewanya dia?"

"Ya ampun, Pak. Bukan masalah buat anda kok. Sudah dulu ya, ini kami sedang rapat karang taruna."

"Eh, jawab dulu pertanyaanku!"

Tidak ada balasan. Aldrian memandang ponselnya geram. Beraninya Khansa mengakhiri pembicaraan.

Sebuah tepukan di bahu membuat Aldrian tersadar dari lamunan. Ternyata Pak kades yang baru saja datang.

Acara berjalan sesuai rencana. Audiens antusias sampai sesi tanya jawab. Apalagi Jojo yang didaulat sebagai host sangat interaktif dan menghidupkan suasana. Banyak sekali pertanyaan yang muncul. Ada yang tentang materi, tanya solusi usaha, ide usaha dan lainnya.

Usai acara, Aldrian diajak saresehan bersama perangkat desa dan mahasiswa sambil makan siang. Agaknya para perangkat itu juga sangat mendukung program yang diselenggarakan anak-anak. Mereka bertanya berbagai macam hal termasuk kehidupan pribadi Aldrian.

"Bapak ini masih muda sudah jadi dosen sekaligus pengusaha, tapi masih lajang. Apa belum ada niat berumah tangga atau memang belum bertemu jodohnya?" Tanya Pak Kades setengah berkelakar.

Menikah Tapi Pura-PuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang