"Berbahagialah, semestaku." - Rasendra Ocean Aaraga.
"Jika ada kehidupan selanjutnya, mari bertemu dan menjalin kasih lebih lama lagi hingga menua bersama. Menciptakan rasa bahagia yang tak dapat diukur oleh apapun."
"Tuhan bila waktu dapat kuputar kembali, sekali lagi untuk mencintanya."
"Anesya, i love u, but ..."
Happy Reading!
*
*
*
*Malam ini terlihat begitu menyejukkan. Bulan dan bintang dengan senang menghiasi langit—membuat langit terang benderang dengan cahaya yang dipancarkan.
Cowok dengan kemeja hitam yang dimasukkan ke dalam celana, berdiri di belakang rumahnya memegang sebuah kotak kecil yang berisikan sebuah hadiah untuk gadis cantik—yang tengah berulang tahun hari ini.
Awalnya, Rasen ragu menghadiri acara itu. Akan tetapi, Rasen tidak tega menatap raut wajah sedih gadis itu—jika tau dirinya tidak datang ke acara pentingnya. Maka dari itu, Rasen bertekad untuk datang dan menyerahkan hadiah yang sederhana—namun mampu membuat bahagia gadis itu.
"Abang!!" Teriak Aluna dari dalam kamar dengan nada panik didalamnya.
Rasen menoleh ke dalam rumah, merasa heran dengan teriakan sang Adik, "Kenapa, Lun?" Sahutnya dengan sedikit berteriak.
"Abang, sini! Buruan, Bang!" Teriak Aluna lagi yang membuat cowok itu panik dan masuk ke dalam kamar dengan tergesa-gesa.
Rasen sampai di kamar— tempat di mana Aluna memanggilnya tadi. Betapa terkejutnya Rasen kala melihat Dean yang terbaring lemah dengan bibi pucat dan badan yang terus menggigil hebat.
"Lun, Dean kenapa?" Tanyanya panik.
Aluna menoleh, wajahnya sudah dipenuhi dengan air mata yang bercampur keringat. Betapa panik dirinya saat melihat adiknya menggigil hebat di hadapannya, "Badan Dean panas banget, Bang. Kita harus bawa ke rumah sakit."
Rasen segera memeluk tubuh Dean dengan erat—menghangatkan tubuh adik kecilnya itu agar tidak kedinginan. "Lun, pesan taxi online, kita ke rumah sakit sekarang," ucapnya menyuruh Aluna.
Aluna pun bergegas memesan taxi online untuk mengantarkannya ke rumah sakit terdekat.
"Ab-bang dingin, kepala aku sakit rasanya," keluh Dean sembari memegang lengan Rasen yang berada di atas perutnya.
Rasen mengusap wajah Dean yang sudah dipenuhi oleh keringat, pandangannya beralih ke arah Zean yang tengah diam menatap kembarannya sembari memegang sebelah tangan Dean. "Dean kenapa bisa sakit, Ze?"
Zean menundukkan kepalanya, "Tadi pagi aku sama Dean main hujan," lirihnya pelan, "maaf, Abang, ini semua salahku. Harusnya aku bisa nahan Dean untuk nggak main hujan," lanjutnya lagi dengan tubuh yang sedikit bergetar—menahan tangis.
Rasen menggenggam tangan Zean, "Bukan salah kamu, Ze. Kamu nggak boleh nyalahin diri kamu terus, nggak baik."
Zean mengangguk. Meski, didalam hatinya terbesit rasa bersalah yang begitu besar kepada Dean.
![](https://img.wattpad.com/cover/337026855-288-k640303.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasendra; i love you, but.. [TERBIT] ✔️
Teen FictionBagaimana rasanya mencintai seseorang yang pernah melakukan _bullying_ pada kita? Bagaimana rasanya mencintai seseorang yang pernah bersikap sangat buruk pada kita? Bagaimana rasanya merindukan seseorang yang pernah menjadi momok mengerikan dalam hi...