Part 6

183 68 23
                                    

Happy Reading

*
*
*
*
*

Nesya menghentak-hentakkan kakinya dengan sebal. Dirinya terus menggerutu kala mengingat perkataan guru BKnya tadi, bu Laras. Nesya berjalan menuju belakang sekolah dengan bibir yang tidak berhenti menggerutu.

"Gila kali ya tuh guru? Ngasih hukuman nggak kira-kira!" Gumamnya kesal.

"Dia kira tenaga gue segede gaban? Sampe harus bersihin tuh tanaman sama kamar mandi. Mana tanamannya luas banget, yakali gue harus bersihin?"

"Mana ditemenin sama nih cowok miskin lagi!"

"Kenapa nggak ditemenin sama yang lain coba? Kalau ditemenin sama nih cowok miskin, gue yang malu nantinya!"

"Lagian, perkara tidur aja sampe dapat hukuman sebanyak ini, heran."

Rasen yang berada di belakang Nesya dapat mendengar dengan jelas gerutuan yang keluar dari bibir Nesya. Rasen tersenyum mendengarnya. Anehnya, disaat-saat seperti ini, kakak kelasnya ini terlihat begitu menggemaskan.

Rasen terus memandang punggung Nesya, sampai tiba-tiba dirinya kaget kala Nesya yang berbalik badan, menatap jengah ke arah dirinya.

"Gue ingatin sama lo, selama disana, lo harus awasin gue dari jarak jauh!" ucapnya dengan suara yang lantang.

Rasen mengernyit bingung, "Kenapa emangnya, kak?"

Nesya melipat tangan di dada, menatap Rasen dengan malas. "Ya, lo mikir lah! Kalau lo awasin dari jarak dekat, terus ada murid yang lewat, mau taruh di mana muka gue, hah?"

Rasen hanya mengangguk patuh. Dirinya sangat malas untuk berdebat dengan gadis dihadapannya ini. Bukan hanya malas, tetapi dirinya tidak ingin mendengar lebih jauh kata-kata penghinaan yang akan dilontarkan gadis itu.


*****

Saat ini, mereka berdua telah tiba di belakang sekolah. Mulut Nesya menganga kala melihat daun serta sampah yang berserakan di halaman belakang sekolah, belum lagi kamar mandi belakang ini sangatlah kotor karena jarang sekali digunakan.

Nesya menghela napas kesal, kenapa dirinya harus diberi hukuman seperti ini? Kenapa nggak berdiri dilapangan aja?

Rasen berdehem, "Ekhem, saya tunggu di bangku sana ya kak," ucapnya sembari menunjuk sebuah bangku panjang yang tak jauh dari posisi Nesya berada.

Nesya hanya melirik sekilas dan berjalan untuk mengambil sapu yang berada di pojok halaman sekolah.

Rasen terkekeh geli saat melihat tingkah Nesya yang sedang menyapu halaman dengan kesal sembari bibir yang terus menggerutu. Kalau lagi kayak gini gemesin banget, tapi kalau mode sangar, bikin takut!

20 menit telah berlalu, Rasen menatap jam dinding yang berada tak jauh darinya. Sebentar lagi bel pulang akan berbunyi, namun, pekerjaan Nesya masih banyak. Dilihatnya Nesya yang masih sibuk menyapu halaman. Rasen mengernyit, sebenarnya kakak kelasnya ini sedang menyapu atau enggak sih? Kok dari tadi nggak berkurang, masih banyak, pikirnya.

Rasen lantas berjalan kearah Nesya, berniat untuk membantunya.

"Kak," panggilnya

Nesya menghentikan sejenak kegiatannya, membalikkan tubuhnya kearah Rasen. "Apaan?" Jawabnya ketus.

"Sebentar lagi bel pulang bunyi, hukuman kakak masih banyak banget, saya bantuin boleh?" Tanyanya dengan hati-hati.

Rasendra; i love you, but.. [TERBIT] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang