Tidak ada manusia yang sempurna. Ya. Kalian pasti setuju dengan satu kalimat itu, karena semua orang pasti memiliki kekurangan pada hal tertentu dalam dirinya. Sehingga ketika kamu mencari sesuatu yang sempurna, kamu akan kehilangan yang terbaik, da...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
falling in with you is the best thing that happened to me
🪷
Raja menyandarkan tubuhnya disebuah tiang lampu yang berada di luar restaurant. Di taman kecil yang sering digunakan untuk tempat makan outdor oleh orang-orang, namun kali ini taman itu sedang sepi tak bertuan.
TING
Raja menatap Ratu yang berdiri menunduk di depannya. Tangan dia menggenggam ponsel dan tali tas selempang yang dikenakan.
"Jadi gimana?" Raja memutuskan memulai pembicaraan. "Lo.. mau terima perjodohan kita atau engga?"
TING
Ratu menutup mata sejenak sebelum menarik nafas dan menatap lurus kearah Raja. "Kalau lo sendiri? Apa lo mau dijodohin kaya gini?"
Laki-laki yang kembali ditanya mengangkat bahu. "Gue termasuk anak yang selalu nurut sama orangtua, tipikal anak baik lah. Selama hal yang mereka minta masuk akal dan engga akan ngerugiin banyak orang, kenapa engga?"
"Jadi lo setuju kalau kita dijodohin?"
TING
"Iya" Raja ikut menatap lurus netra bening Ratu. "Gue engga akan nolak, kalau lo tanya keputusan gue gimana"
"Kenapa?"
TING
Raja menegakan badan dan mulai berjalan kearah gadis Keinarra. "Lo masih tanya alasannya kenapa?" pertanyaan Raja membuat kepala Ratu mendongak. "Alasan pertama adalah karena gue mau ngelindungin lo dari mereka"
"Ja—"
Raja menangkap pergelangan tangan Ratu yang akan mengambil ponsel dari tangan dia. "Kenapa lo nyalain datanya? Padahal waktu di dalam, HP lo masih aman dan damai"
Ratu tak mencoba melepas genggaman tangan Raja. "Ayah yang minta gue buat on data supaya bisa ngabarin dia, mereka mungkin sambil ngomongin tentang projek perusahaan di dalam. Jadi seenggaknya kalau gue kasih kabar udah selesai, mereka bisa langsung close bill dan kita boleh pulang"
Laki-laki Keinandra beralih menatap ponsel Ratu yang ia rebut. Tertera di sana banyak notifikasi dari akun-akun tak dikenal. Mereka mengtag akun Ratu pada beberapa tautan yang Raja yakin pasti ada hubungannya tentang berita dari Rafka tadi siang. Raja sudah bertanya pada Satria dan Tristan tentang kronologi kehebohan di sekolah, dan semua memang benar karena dirinya.
"Gue engga suka lo dihina kaya gini sama mereka" cetus Raja saat membaca beberapa komentar negatif di layar. "Gue juga udah janji bakal tanggungjawab atas berita yang Rafka sebar kan Ra?"
"Tapi bukan gini caranya" Ratu menunduk menatap tali sepatu. "Bukan dengan cara kita yang semakin terikat oleh status. Mereka cuma bisa berhenti ganggu gue kalau kita engga lagi dekat kaya dulu"