falling in with you is the best thing
that happened to me🪷
Selama pertandingan basket di lapangan. Raja terus berusaha fokus dan menghilangkan perasaan khawatirnya terhadap Ratu. Berkali-kali ia menggelengkan kepala ketika peluit referee dibunyikan, konsentrasinya sungguh buyar.
PRIIIT
Satria dan Tristan saling berhigh five mendengar peluit panjang dari sisi lapangan, bertanda jika pertandingan telah selesai, dengan mereka yang mendapatkan skor memuaskan. Tim Satria menang.
"Eh Ja itu Ratu udah sadar" tunjuk Satria yang membuat Raja menoleh kearah pandang laki-laki tersebut
Benar. Ratu sudah kembali duduk di kursi penonton bersama teman-temannya.
"Kayanya dia udah engga apa-apa" Tristan melirik sang sahabat, "Kita duduk di sana yuk. Sambil nunggu pengumuman pemenang" Laki-laki itu menyenggol lengan Raja yang belum mengalihkan pandangan dari gadis di sebrang
"Bentar, gue ambil minum dulu. Kalian mau?" tawar Satria
"Boleh"
Satria mengacungkan jempolnya sebelum meninggalkan lapangan. Membiarkan Raja dan Tristan mengambil tempat duduk lebih dulu di belakang Ratu dan kawan-kawan, yang belum menyadari keberadaan mereka. Mungkin karena pertandingan final sepakbola sangat menarik di depan.
"Minum Ra" Pamela memberikan sebotol air mineral pada sang sahabat
"Thanks"
Dasarnya penasaran, Raja melirik Ratu pada beberapa kesempatan. Wajah gadis itu memang sudah tidak terlalu pucat tapi di mata Raja, Ratu masih perlu untuk istirahat.
Kenapa Jasmine ngizinin Ratu pergi? Pikirnya sembari membaca pesan yang Jasmine kirimkan beberapa menit tadi.
"Jangan diliatin terus, nanti bolong kepalanya tau" celetuk Agus sembari duduk di samping Raja
"Siapa bang?" Tristan menoleh kepadanya tak paham
"Itu si Raj—"
"Bang" Raja menggeser posisi agar lebih dekat. "Sekali-kali jangan cepu lah. Gue ngeliatin dia cuma karena khawatir, bukan kenapa-napa" tanpa sengaja tangan Raja menunjuk kearah Ratu ketika Tristan masih memperhatikan
Oh! Dia tahu apa maksud dari ucapan Agus.
"Kalau kenapa-napa juga engga masalah. Kalian berdua kan sama-sama single, Ja. Engga ada yang punya" Agus mengidik
"Astaga bang, baru juga kenal"
"Berarti kalau udah lama kenal, bisa dong ada apa-apa?"
Raja menghela nafas, "Serius deh. Kenapa sih kalian jodohin kita berdua terus?"
"Lo engga suka?" tatapan Agus menajam ketika Raja bertanya cukup kesal
"B-bukan gitu. Gue cuma penasaran aja, kenapa banyak orang yang ngotot gue harus deket atau jadian sama dia?"
"Sebenernya kita bukan ngotot buat nyuruh kalian dekat atau jadian" Satria muncul menyerahkan minuman. "Cuma lebih ke ngerasa kalian cocok aja. Seneng kalau ngeliat lo sama Ratu barengan. Idaman banget kalau bisa jadian. Ya~ kurang lebih begitu lah, kasarannya kalian buat bahan haluan"
"Kayanya kalimat lo punya arti yang sama deh, Sat" datar Raja
"Beda karena mereka engga maksa. Kalaupun lo engga suka atau punya pasangan lain selain Ratu nantinya, gue yakin fans kalian engga akan gimana-gimana"
"Iya. Paling juga patah hati nasional" potong Tristan
Raja merotasikan bola mata. "Terserah"
"Tapi beneran deh Ja, kalau gue tanya sama lo. Lo tertarik engga sih sama Ratu?" Satria menarik kursi di belakang laki-laki itu
"Siapa yang engga tertarik sama cewek multitalent kaya dia? Udah cantik, baik, pinter nari, pinter nyanyi, jago—ADAW"
Agus mengambil botol kosong miliknya yang baru saja ia lempar ke kepala Tristan. "Yang ditanya itu Raja, bukan lo Tristan"
"Engga. Tristan bener, Ratu emang cukup menarik dilihat dari segi manapun" laki-laki Keinandra mengangguk setuju
"Tapi rasa tertarik itu bukan alasan buat kalian jodoh-jodohin kita seenaknya. Kalau ternyata Ratu punya cowok yang dia suka, gimana? Gue yang engga enak. Lagian gue juga engga mau kalau misalnya—MISALNYA nih ya, gue jadian sama Ratu cuma karena ledekan kalian. Buat menuhin kebutuhan halu mereka atau bahkan yang lebih parah, bukannya jadian, hubungan gue sama dia malah jadi canggung kaya musuh bebuyutan" terang Raja
Sempat terdiam, ketiga laki-laki di sisi dan belakang Raja mengangguk, mengiyakan. "Kata-kata lo lumayan bagus. Sorry ya kalau udah bikin lo kurang nyaman" ujar Agus
Tristan mengalihkan pandangan ketika semua siswa diminta Pak Watson berkumpul di tengah lapangan. "Kita udah dipanggil tuh. Kayanya mau pembagian hadiah"
Raja menilik dari sudut matanya ketika beberapa anggota OSIS berjalan membawa nampan berisi piala.
"Huh capeknya" keluh Jake yang baru bergabung di tengah pengumuman
"Darimana aja, Jake?"
"Istirahat bang, barusan abis main bola kan" Jake menoleh pada Satria. "Lagi ngumumin juara lomba apa?"
"Estafet lari" Satria menjawab singkat
"Dan pemenang lomba estafet lari antar kelompok SMA Bina Nusantara dimenangkan oleh.. TIM RATU DAN KAWAN-KAWAN!! Selamat~ silahkan maju ke depan untuk menerima hadiah"
Ratu terbengong sebelum menoleh kearah Pamela. "Kita menang? Kok bisa?"
"Bisa, soalnya tadi lo pingsan setelah ngelewatin garis finish, Ra. Ayo maju ke depan" Pamela menarik tangan Ratu agar mengikutinya
Mereka membungkuk sekilas sambil berjalan lurus melewati kerumunan karena posisi mereka ada di belakang dan saat akan lewat di depan Raja, Ratu sempat bertemu pandang dengannya. Raja tersenyum manis, balas membungkuk kearah Ratu lalu bertepuk tangan. Oh gosh, gadis itu merasakan jantungnya berdetak cepat.
Engga Ratu, lo engga boleh salting kaya gitu. Ratu menunduk menatap tali sepatunya.
"Selamat ya. Kita foto bersama dulu"
Satria melihat Raja yang masih betah memandang Ratu dan kawan-kawan. Bilang engga mau dijodoh-jodohin tapi perilakunya minta buat diabadiin. Laki-laki itu beralih ke belakang, dimana banyak kamera ponsel mengarah kepada mereka.. hm.. atau lebih tepatnya, mungkin kearah Raja dan gadis bermata sipit di depan. Dasar.
🎞
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT COUPLE
Roman pour AdolescentsTidak ada manusia yang sempurna. Ya. Kalian pasti setuju dengan satu kalimat itu, karena semua orang pasti memiliki kekurangan pada hal tertentu dalam dirinya. Sehingga ketika kamu mencari sesuatu yang sempurna, kamu akan kehilangan yang terbaik, da...