Alma Theresia Yeinna. Si pencuri yang kini tubuhnya sedang dalam kendaliku. Aku tidak tahu sama sekali Alma itu siapa, berasal dari mana, dan bagaimana bisa kami bertukar jiwa. Aku bahkan tidak mengingat apapun di kali pertama.
Tiba-tiba dituduh sebagai pencuri, mendapat serangan dari Seli, menyadari dengan sendirinya keanehan dalam diriku. Syukurlah pada akhirnya, semua itu terjawab. Aku sudah mengerti mengapa selama ini aku merasa tidak kenal dengan diri sendiri serta merasa dipengaruhi perasaan dan emosinya.
Karena aku adalah Anjani. Bukan Alma.
Hanya jiwaku saja yang berada dalam tubuhnya, membuatku harus bersikap seakan aku adalah Alma. Dan perasaan Alma yang tersisa darinya turut kurasakan dalam tubuh ini.
Jiwaku yang sedang 'kembali' masih ada dalam sebuah lautan yang secara harafiah bisa kurasakan dan kulihat lewat mata. Bedanya, kali ini aku bisa berinteraksi. Gelap-terang di sekitar sama sekali tidak membuatku takut, sesak, atau hilang arah seperti sebelumnya. Tanganku bisa bergerak, tubuhku melayang dengan bebasnya.
Kepalaku menoleh ke sekitar. Cahaya-cahaya muncul dan seakan membuka 'layar'. Menarikku pergi pada kepingan memori yang belum pernah kulihat sama sekali.
Ya, ingatan masa lalu Alma.
***
Tahun Ajaran Baru, Juli 2022.
"Nanti SMA di mana, Sel?"
"Dwiloka, lah. Sama kayak kamu."
Percakapan itu merupakan salah satu dari sekian obrolan ringan antara dua teman sebangku yang akrab, Alma dan Seli. Faktanya, mereka telah berteman dari SMP. Tiga tahun mereka berada di kelas yang sama.
Dan beruntungnya lagi, mereka juga satu kelas di SMA.
"HAHAHA, SEKELAS!" Begitu seruan mereka berdua. Tak lupa dengan yey yey yey sebagai ekspresi kebahagiaan.
Dengan adanya Seli, Alma merasa dia jadi lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Terbukti dengan dalam kurun waktu yang tergolong singkat, mereka sudah akrab dengan teman-teman di sana, luar maupun dalam kelas. Lalu, Alma dan Seli pun sama-sama mencalonkan diri sebagai pengurus OSIS.
Akan tetapi, yang terpilih hanyalah Alma.
Atas kenyataan itu, Seli tetap bersikap seakan ia menganggapnya angin lalu. Singkatnya, lingkup pertemanan mereka semakin meluas, terutama di kelas kelas lain. Sebetulnya, Alma adalah tipe yang tidak suka basa-basi. Biasanya dia akan berkenalan dengan teman-teman lain dan menjadi lebih akrab jika ada Seli. Kalau tidak ada Seli, Alma selalu bersikap seakan mereka hanya saling mengenal. Karena terkadang dia lupa dan terlalu malas membangun pembicaraan.
Alma tidak suka banyak bercerita dengan orang, hanya orang tertentu saja yang boleh mendengarnya curhat. Berbeda dengan Seli yang cukup terbuka di lingkungannya. Jadi, ketimbang Alma, yang paling dikenal tetaplah Seli. Dari SMP sudah begitu.
Terlepas dari siapa yang paling dikenal di sekolah, Alma biasa-biasa saja dalam menjalani kehidupan persekolahannya. Tipe yang masa bodoh soal apa kata orang. Hanya begitu saja cara ia mendapatkan lingkup pertemanannya-- dengan Seli sebagai perantara. Termasuk saat berkenalan dengan Baskara Aditama, 10-E IPA.
"Woi, woi, Alma!"
"Heh, apaan?"
"Baskara kelas seberang minta nomer kamu, nih! Ciee!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALMA
FantasyLepas kesembuhannya dari kecelakaan, Alma tiba-tiba dituduh sebagai pencuri uang kas oleh Seli, bendahara di kelasnya. Seluruh tuduhan menjurus padanya dan terdapat pula bukti yang merujuk pada aksi pencurian Alma. Namun, Alma tidak bisa mengingat p...