+6282XXXXXXXXX
Pembunuh sepertimu masih bisa hidup dengan tenang?
• photo
• photo
Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya akan tetap tercium juga, Alma.
Jangan bangga hanya karena selamat atas campur tangan ayahmu.Pesan dari nomor tak dikenal lain kini menghantuiku. Masih di tanggal 29 bulan November, beberapa jam setelah kejadian itu.
Kalian tahu itu foto apa?
Bukan sekadar foto mengerikan kondisi Baskara yang dikirim nomor anonim sebelumnya. Foto ini keadaannya jauh lebih sopan. Namun, tetap saja memukul jantungku sampai ke dalam.
Foto itu menangkap aku yang tampak memegang senapan ke arah Baskara, dengan sudut foto dari sela-sela jendela. Yang membuatku sangat cemas adalah tentang bagaimana ketiga pria berpakaian hitam-hitam itu justru tidak kelihatan karena ruangannya gelap. Jadi, seakan hanya aku yang di sana memegang senapan itu, kemudian mengarahkannya pada Baskara dalam jarak sekitar dua meter.
Yang lebih membuat mentalku tergonjang-ganjing adalah bagaimana orang ini bisa memotret aku dan mengatur pencahayaannya, bagaimana dia tahu ada tindak kriminal terjadi di situ dan bagaimana dia bisa menuduhku sebagai pelakunya secara langsung?
Lagi-lagi, aku menyembunyikan semua ini dari orang tuaku, terlebih Papa.
Untuk yang ini, aku memberanikan diri untuk membalas.
+6282XXXXXXXXX
aku bukan pembunuh.
Ohya? Bukti ini membuktikan semuanya Alma.
Kalau mau aku bisa menyebarkannya.
Aku bisa menghancurkan hidupmu dalam hitungan detik.kamu siapa??
berhenti menakuti aku!Oh, jadi kamu takut?
Itu lebih bagus lagi.
Sedikit lagi aku bisa mengumpulkan semua bukti kalau kamu pembunuhnya.
Sayangnya sidik jarimu tidak bisa dengan cepat teridentifikasi karena kamu di bawah umur.AKU BUKAN PEMBUNUH!
Ya. Kamu pembunuh.
Ada beberapa cara untuk menyelesaikan masalah ini secara cepat Alma.
Kamu takut namamu tercoreng kan?
Sungguh sikap pecundang.
Seorang pelaku yang mati-matian menyangkal sesuatu yang padahal sudah terbukti kalau itu perbuatannya.Tenggorokanku tercekat hebat. Sesak dari yang paling sesak. Aku ketakutan setengah gila. Tapi ini belum seberapa sebelum dia kini mengirimkan dua foto lagi yang kubuka dengan tangan gemetaran.
+6282XXXXXXXXX
• photo
• photo
• photo
Tentunya kamu tidak mau mereka celaka kan?Itu foto Papa dan Mama, yang entah kapan dan bagaimana dia memotretnya. Pasalnya di foto itu Papa dan Mama sedang berada di rumah tepat saat ini. Dan foto satunya lagi berisi diriku yang tampak dipotret dari sudut jendela. Ini gila. Aku takut sekali jika sudah berurusan dengan yang namanya orang tua.
+6282XXXXXXXXX
jangan sakiti siapapun!
tolong... aku saja yang mati sekarang. jangan orang lain.Tidak seru jika kamu mati duluan.
Nyawa bukanlah hal penting yang kuincar darimu. Lagipula itu tidak berharga buatku.apa yang bisa kulakukan supaya tidak ada yang mati lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALMA
FantasíaLepas kesembuhannya dari kecelakaan, Alma tiba-tiba dituduh sebagai pencuri uang kas oleh Seli, bendahara di kelasnya. Seluruh tuduhan menjurus padanya dan terdapat pula bukti yang merujuk pada aksi pencurian Alma. Namun, Alma tidak bisa mengingat p...