NOTE: EKSTRA BYE, MANTAN EPISODE 3 SUDAH TERBIT DI KARYAKARSA! Selamat membaca, teman-teman!
***
Pulang ke rumah dengan suasana hati tidak enak. Sungguh menyebalkan. Seharusnya aku bisa pulang lebih awal, tapi Kai membuatku terjebak di perpustakaan! Aku bahkan harus mengendap-endap menuju gerbang karena takut Kai muncul tanpa aba-aba. “Tadaaaa aku datang!” Seakan dia akan berteriak seperti itu saja. Padahal aku tidak perlu bersikap seperti pencuri. Namun, Kai memang dari dulu mewarisi genetik menyebalkan. Jelas itu ia dapatkan dari mertuaku. Pasti.
“Astaga, Nadia! Kenapa kamu baru pulang?” Nenek Chloe langsung menghampiriku. Dia menyentuh pipiku, mengecek sesuatu, kemudian kerutan di keningnya pun semakin dalam. “Apa ada peristiwa tidak menyenangkan yang terjadi di kampus? Soalnya wajahmu persis karakter kartun ngenes, Sayang.”
Setelah duduk di sofa dan meminum teh hangat, barulah aku menceritakan kejadian di kampus. Setiap kali aku menjelaskan mengenai Kai dan keinginannya membawaku pergi, maka ekspresi di wajah Nenek Chloe pun berubah makin kecut mirip jeruk purut.
“Ini nggak bisa dibiarkan begitu saja dong!” serunya sambil melipat tangan, siap mengambil tindakan pencegahan apa pun itu. “Cowok yang pernah aku pukul waktu di mal, bukan? Dih dia memang ngeselin, ya? Amit-amit, Nadia. Kamu perlu bawa semprotan merica!”
“Ide bagus, Nek. Nanti akan kupesan secepatnya.”
Nenek Chloe pun manggut-manggut. “Cowok kok nggak ada etika sama sekali? Siapa sih yang membesarkan ... hmm kita lupakan pembahasan mengenai Kai. Aku eneg!”
“Oke....”
“Mau diantar jemput Justin, enggak?”
“Ne-Nenek! Iiiih jangan! Dia sibuk! Sibuk! Aku bisa melindungi diriku dari Kai dengan menggunakan jurus tendangan sakti dan injakan mematikan.”
Nenek Chloe pun melirik sepatuku yang kebetulan memang cocok dijadikan sebagai senjata mematikan. “Bagus,” pujinya dengan nada suara riang, “memang sebaiknya kamu mengenakan sepatu yang bisa berfungsi ganda: gaya dan senjata pembunuh. Lain kali kamu tendang dedeknya saja, ya?”
“Susah, Nek.”
“Oke, oke, oke.” Nenek Chloe menjulurkan tangan dan membelai kepalaku. Gerakan tangannya amat pelan dan sentuhannya terasa lembut, membuatku teringat kepada Mama. “Kamu hanya perlu fokus ke pelajaran dan mengasah kemampuan. Nggak perlu merisaukan keluargamu dan cowok berengsek itu.”
“Ya, Nek. Aku nggak mau terjebak masa lalu. Aku ingin membanggakan mendiang Nenek dan Mama.”
“Ada banyak bintang di langit.” Nenek Chloe kali ini menarik tangannya. Dia menyentuh dada dan pandangannya terlihat seakan menerawang ke suatu masa. “Kamu pasti bisa melampaui Amber dan mamamu. Nggak ada salahnya berusaha mengejar impianmu, Sayang.”
Entah bagaimana ceritanya hingga Nenek Chloe pun menceritakan mengenai masa lalunya. Tepatnya sih ke cerita pengejaran kakek Justin.
Aku kehabisan kata-kata.
***
Pukul sembilan pagi.
Seharusnya aku berangkat ke kampus menggunakan bantuan transportasi umum. Namun, Justin menawarkan diri dan tentu saja Nenek Chloe bersikeras menyuruhku menerima pertolongan Justin.
Jadilah aku duduk di kursi penumpang, tepat di samping Justin yang sedang mengemudikan mobil. Pikiranku berantakan! Jantungku mulai memainkan drum secara ugal-ugalan! Hatiku kacau! Kesimpulan, aku butuh pertolongan medis.
“Kamu kuliah sampai sore?”
Pertanyaan Justin berhasil mengembalikan kesadaranku dari zona “melamun, menerawang, dan menggila dalam diam”.
KAMU SEDANG MEMBACA
BYE, MANTAN! (TAMAT)
RomanceSuamiku tidak mencintaiku, saudari seayah beda ibuku ternyata seekor ular beracun, dan hidupku tidak baik-baik saja. Bahkan suami antagonis dalam sinetron murahan pun jauh lebih baik daripada suamiku yang membuatku sakit, sekarat, lalu mati. Benar-b...