NOTE: EKSTRA TERBARU BYE, MANTAN EPISODE 4 SUDAH TERBIT DI KARYAKARSA. :”) Huhuhuhu rahasia besar terungkap. Selamat membaca.
***
Aku mengikuti saran Justin. Fokus ke tujuan. Tidak penting memikirkan Kai maupun alasannya ngotot menemuiku. Dia bisa melakukan ini dan itu, sesuka hatinya, dan aku tetap pada pendirianku.
Anehnya, Kai tidak muncul di kampus. Kukira dia akan menggila, memaksakan kehendak, dan mempermalukan diriku di hadapan umum. Ternyata tidak.
Bagus deh. Dengan begitu aku bisa belajar dan menguatkan diri agar bisa bergabung di masyarakat. Bergabung maksudku yakni, mencari uang. Dulu aku hanya mengandalkan dana yang Mama tinggalkan dan uang bulanan dari Kai. Tentu saja akhir cerita hidupku berantakan. Sebagaimana semua orang yang tidak tahu cara mempertahankan diri di dunia yang serbauang. Terombang-ambing, kebingungan, dan tersesat.
Akan tetapi, sekarang aku tahu cara melindungi diriku. Kerja! Di kelas aku benar-benar berusaha memperhatikan dosen. Praktik pun tidak terlalu sulit karena pada dasarnya beberapa alat musik—gitar, piano, dan seruling—bukan barang asing. Aku tahu cara memainkkannya.
Pertemananku pun lebih baik daripada kehidupan yang lalu. Meskipun tidak terlalu erat, tapi setidaknya aku berusaha menjalin hubungan dengan orang baru.
Hingga pada suatu hari salah satu anak di kelas memintaku tampil di acara ulang tahun tantenya.
“Dia suka penampilanmu,” katanya merujuk permainan pianoku di pesta kampus malam itu, “tolong, ya? Kamu mau, kan, tampil di sana? Masalah pembayaran kujamin beres deh.”
Itulah yang kulakukan. Aku hadir sebagai penampil di ulang tahun tante temanku. Beliau ternyata seorang wanita yang amat lembut. Dia memujiku, menyuruhku memainkan apa pun yang sekiranya cocok untuk acara tersebut, dan menyemangatiku agar tidak sungkan meminta bantuan.
Beruntung Nenek Chloe menyuruhku mengenakan gaun hitam bertabur berlian. Aku tidak akan kaget bila kerlip-kerlip mungil yang menempel di gaunku itu senilai sekian juta. Nenek Chloe bahkan menyuruhku menata rambut di salon langganannya. Iya, si cowok gemulai yang gemar bergosip mengenai artis ini atau itu.
Hasilnya? Aku terlihat berkelas dan mahal.
Acara digelar di salah satu hotel ternama. Hadirin yang ada di sana kebanyakan berasal dari kalangan pebisnis dan seniman. Aku tidak tertarik mencari tahu mengenai identitas siapa pun. Hanya fokus memainkan piano dan mengiringi seorang cewek mungil mendendangkan lagu-lagu lawas.
Setelah acara potong kue, aku bermaksud pamit. Lagi pula, yang bermain di panggung bukan hanya aku. Ada pemain musik lain yang juga diundang sebagai penampil. Namun, begitu aku turun dan hendak menemui si empunya hajatan....
“Kamu ternyata ada di sini?”
Kiki terlihat begitu mengagumkan. Dia mengenakan gaun berwarna merah hati. Rambut Kiki dibiarkan tergerai. Hanya ada satu jepit berbentuk mawar yang menghias rambut. Di belakang Kiki berdiri dua orang cewek yang kukenali sebagai mantan teman sekelas semasa aku salah jurusan kuliah.
“Andai aku nggak ikut undangan Leli,” katanya melanjutkan, “mungkin kita nggak akan ketemu, ‘kan?”
“Apa maumu, Kiki?” Tidak perlu basa-basi. Aku mau pulang!
Kiki langsung menunjukkan ekspresi terluka. Entah itu benar ataupun dusta, yang jelas dia mulai menutup bibir dan menyentuh dada seolah aku baru saja menusuknya.
“Eh kamu jangan kurang ajar dong,” sambar rekan Kiki. “Yang sopan.”
“Iya nih,” sahut yang satunya, “Kiki ke sini cuma ingin nanyain kabarmu. Kamu seharusnya malu dong bersikap nggak sopan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
BYE, MANTAN! (TAMAT)
RomanceSuamiku tidak mencintaiku, saudari seayah beda ibuku ternyata seekor ular beracun, dan hidupku tidak baik-baik saja. Bahkan suami antagonis dalam sinetron murahan pun jauh lebih baik daripada suamiku yang membuatku sakit, sekarat, lalu mati. Benar-b...