Prolog

96 29 3
                                    

Erika seolah mimpi bisa berada di ruangan ini. Terlihat sekali banyak kejadian aneh dan kasat mata. Lihatlah, air terangkat sendiri tanpa tongkat atau apapun, benda bekerja sendiri tanpa ada yang memakai. Erika sudah terbiasa, namun rasanya masih seperti mimpi. Apalagi tragedi yang membawanya kesini, sungguh sangatlah tidak terduga.

Iya membuka makanan yang dikirim oleh ayahnya dari negara yang amat jauh dengan kediamannya saat ini. Entah apa yang salah, namun setelah makan ia selalu merasa sangat aneh, kadang tiba-tiba ia sangat sedih. Dan tiba-tiba juga ia merasa sangat marah. Atau malah sangat bahagia. Apakah memang moodnya yang cepat berubah? Atau makanannya yang salah?

Semenjak ia menjadi warga disini, sangatlah banyak yang ia pertanyakan mulai dari kejadian-kejadian yang amat mengejutkan sampai sebenarnya siapa saja yang mengelilingi kehidupannya ini.

"Tak perlu dipertanyakan, ada masanya semua itu terjawab, tanpa kau sadari." Edgar tanpa melihat kearah Erika tiba-tiba dapat menebak apa yang dipikirkannya.

Erika mengernyit, "bagaimana kau tahu aku mempertanyakan semua itu?"

"Seperti yang kau pikirkan, semua kejadian aneh itu menjadi pertanyaan untukmu, termasuk aku bukan?"

Erika mengernyit? Bagaimana Edgar bisa tahu apa yang ia pikirkan.

"Jangan terus bertanya atau kau sendiri bisa gila dengan pertanyaan itu."

Meski Erika masih heran, ia memutuskan untuk menyerah mencari jawabannya.

"Dan jangan coba untuk menyerah, aku tak mau kau kehilangan sesuatu yang berharga akibat kau menyerah."

"Bagaimana ... "

"Jangan terus bertanya."

Erika mengernyit. Ia mengusap air mukanya. Ia amat kesal, sangat sangat kesal kepada bule satu ini. Dengan kekesalannya ia memukul kasur, bantal, guling, dan apapun yang ada di sekitarnya.

"Tidak usah ... "

"JANGAN NGOMONG ATAU LO GUE TABOK!!!!"

Edgar mengernyit, "kamu bicara apa?"

Erika lelah, pertanyaan Edgar semakin mengundang amarahnya. Ia kembali memukul tak jelas.

"Ayah gue pengen pulang!!!!"

Setelahnya Erika menangis sangat kencang. Kenapa takdirnya sangat rancu? Ia berharap Edgar tidak menjawab apapun yang dipikirkannya untuk saat ini.

Dan Edgar terdiam tidak bicara apapun. Apakah Edgar cenayang? Entahlah semua di tempat ini rancu, tidak jelas, dan sangat mengherankan. Erika memilih untuk tidur dan melupakan semuanya.

"Suatu saat kau akan tahu, Er. Semua yang terjadi tidak murni, semua tersusun rapi untukmu. Sabarlah," gumam Edgar sembari menatap Erika penuh arti.

#pensi #eventpensi #pensivol6 #teorikatapublishing

Magic Talinna [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang