Part 12 : Nayna Olivia

12 6 1
                                    

Erika membuka matanya . suara alarm dari ponselnya berbunyi membuatnya terbangun. Namun ia sangat malas untuk mematikan alarm itu. Ia hanya menggeliat lalu kembali tidur dan memeluk guling di sebelahnya.

Guling? Batinnya. Matanya terbuka sangat cepat.

“Gue tidur dimana?”

Ia sudah sadar bahwa kepalanya sudah ada di dada Edgar. Sejak kapan? Erika sama sekali tidak ingat kapan ia tertidur. Ia ingin duduk. Namun tangan Edgar melingkar tepat pada perutnya.

Ini apa lagi….. Batinnya lagi.

Ia sedikit melirik wajah Edgar.
Tidak di pungkiri memang Edgar sangat tampan dari dekat. Erika kagum dengan pemandangannya. Setelah tersadar, ia menggeleng dengan cepat.

Apaan sih?  Rutuk dirinya sendiri.

“Edgar,” panggil Erika pelan.

Kini Erika menepuk pelan dada Edgar. Akhirnya tepukan itu ternyata mempan untuk membangunkan Edgar. Suami Erika itu sadar keberadaan Erika yang tertidur di dadanya.

“Kau baru bangun?” tanya Edgar dengan suara khas bangun tidurnya.

“Sebelum kau.”

Edgar menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya dengan lembut. Ia kembali memejamkan matanya guna menampung lebih banyak energi.

“Kapan kau tidur?”

“Hm ... entahlah, aku tidak ingat.” Edgar mengangguk pelan.

“Maaf.”

For what?"

“Soal memijat. Harusnya ku sudahi saja tadi malam.”

“Ya ... sekarang bangunlah. Sholat subuh.”

“Tapi kau terus tidur di dadaku.”

Edgar sadar, ia telah memeluk Erika sepanjang ia tertidur. Dengan pelan Edgar memindahkan tangannya ke kasur. Pantas saja Erika terus tertidur. Erika pun bangun dan mendudukinya.

“Ayo cepat bangun!” Pinta Erika saat ia melihat Edgar kembali memejamkan matanya.

Dengan gontai Edgar akhirnya memaksakan diri untuk duduk.

“Cepat sholat subuh!” Erika menggoyang-goyangkan badan Edgar.

“Kau tidak sholat?”

“Aku haid.”

Edgar mengangguk. Ia membukakan matanya lau memaksakan diri berjalan menuju kamar mandi. Walau dengan langkah gontai dan mata tertutup.

Edgar pun melaksanakan sholat subuh selepas dari kamar mandi. Setelah selesai, ia melihat Erika yang kembali tidur. Edgar kini bergantian membangunkan Erika.
Erika menggeliat lalu kembali duduk. Ia mengucek matanya guna mendapatkan kesegaran setelahnya.

“Kau sudah mandi?” tanya Erika dengan suara seraknya.

“Sudah, ayo cepat mandi.”

Erika mengangguk dan menurut. Ia  berjalan menuju kamar mandi. Saat masuk kamar mandi, ia malah duduk di closet. Erika sangat malas mandi. Andai saja ada cara cepat untuknya mandi tanpa harus menyentuh air.

Ah, konyol sekali. Eh bukannya bisa ?

Erika sadar setelah beberapa merenung. Ia berharap bisa segar seperti sudah mandi dan mengganti bajunya dengan singkat. Ia memetik jari. Dan apa yang ia harapkan dalam sekejap menjadi kenyataan.

Wow, Amazing!

Ia keluar dengan perasaan yang amat bahagia karena triknya tadi.

“Sudah selesai?”

Magic Talinna [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang