Part 14 : Makanan Kesukaan

8 5 1
                                    

"Kau kedatangan paket."

Edgar membawakan satu kotak yang terlihat sangat berat. Paket? Dari siapa?

"Paket ini dari Indonesia," ucap Edgar sambil membaca alamat pengirim.

"Dari ayah?"

Erika langsung menghampiri Edgar. Ia berlari saking semangatnya.

"Wah, kayaknya kue. Enak banget. Red Velvet 'kan?" monolognya sambil membuka paket tersebut.

Dan benar, Erika kedatangan paket kue Red Velvet kesukaannya. Ia menjadi teringat saat masih tinggal dengan ayahnya. Setiap ia sedang sedih atau marah, ia selalu diberi kue ini. Kue Red Velvet yang rasanya manis sekali.

Biasanya jika berada di Indonesia ia akan langsung melahapnya dengan kalap. Tapi kali ini tidak. Setelah dibuka, Erika masih memandangi kue itu dan rasanya sangat disayangkan jika di makan sampai habis.

"Kenapa tidak langsung dimakan?" tanya Edgar sembari duduk di meja makan.

"Sayang, kalau habis bagaimana?"

"Ayahmu mengirimnya untuk dimakan, bukan untuk dipandangi seperti itu."

"Tapi tetap saja, sekarang sangat susah untuk mendapatkan kue ini. Aku akan sangat merindukannya jika kue ini habis."

Edgar hanya menggeleng kepala tak habis pikir dengan jalan pikirkan istrinya ini. Jika dipandangi seperti itu bagaimana ia akan tahu rasanya? Jika sayang untuk dimakan, apakah ia akan memajang kue tersebut sampai berubah warna menjadi hijau.

"Ini harus diabadikan."

Ia berlari menuju kamar dan mencari dimana ponselnya. Edgar sekali lagi menggeleng kepala. Padahal sudah ada cairan di tubuhnya untuk membawa ponselnya itu. Hanya dengan petik jari.

Edgar memandangi kue Red Velvet di hadapannya. Apa maksud dari tujuan Haidar memberi kue ini? Edgar terus memandanginya. Ia menelusuri bagian-bagian sudut kue berbentuk persegi itu.

Ketemu!

Ada sebuah logo tepat di sisi kanan kue itu. Ia mencermati logo tersebut.

"Logo Magic Talinna?" gumam Edgar.

'Ya, aku ingin kau memasukkan anakku ke komunitas.'

Hatinya seolah berbicara sendiri. Edgar terkejut bukan main. Bagaimana bisa Haidar menembus teleportasi Edgar? Edgar belum pernah memakan apapun di rumah Erika saat di Indonesia. Ia kembali mengingat setiap kenangan di Indonesia sedetail mungkin.

'Bagaimana aku mengambil hatimu, sama seperti kau yang mengambil hati anakku, Nak'

Mata Edgar membulat.

"Teh itu.... "

Edgar merutuki dirinya. Bagaimana bisa Haidar memasukan sesuatu kedalam tehnya? Mereka meminum teh di salah satu restoran dan itupun bukan milik Haidar. Kapan dan bagaimana?

'Sepertinya kau belum mengenaliku dengan baik.'

Edgar hanya diam. Yang ia rasakan sekarang sudah bukan hanya dia yang tahu lagi. Ia telah kecolongan. Di luar dugaannya, kini pertahanan hatinya sudah bisa dimasuki oleh orang lain. Kue ini akan menumbuhkan rasa semangat untuk Erika. Ada bubuk merah di atasnya.

Ia melirik ke sebelah kue tersebut dan mendapati ponsel Erika. Sementara pemiliknya sangat bingung mencari benda pipih miliknya itu. Edgar kembali menggeleng kepala.

"Ponselmu di sini!" teriak Edgar.

Dan tak butuh waktu lama Erika kembali ke meja makan. Erika mendapati ponselnya tepat di pinggir kuenya. Ia menggaruk tengkuknya sambil tertawa canggung. Susah-susah ia mencari keberadaan ponsel itu ternyata tepat di sebelah kue yang akan ia potret.

Magic Talinna [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang