Part 13 : Kalajengking Obesitas

13 6 2
                                    

“Hai!” sapa Erika pada lelaki gemuk disebelahnya.

Pria itu tersenyum. Ia tidakmau terlarut dalam kesedihannya. Meski sebenarnya ia belum siap untuk bertemu Erika dan melihat wajahnya setiap hari. Tapi ia tidak boleh begini terus.

“Erika Elshka Ozcivit, your name?”

Erika menyodorkan tangannya. Wanita itu tersenyum sambil menunggu lelaki di hadapannya ini menerima jabatannya. Sedikit menunggu lama, akhirnya pria itu menerima jabatan tangan Erika.

“Ilario Borca.” Ilario tersenyum.
Mereka melepas tangannya masing-masing.

“Kau tahu, sekarang dosen yang mengajar kita adalah dosen killer.”

Erika diam mendengarkan. Wah, ternyata novel-novel tentang perkuliahan yang ia baca benar juga. Setiap universitas pasti memiliki dosen yang menyebalkan. Dan ia akan menemukannya sebentar lagi. Tapi semoga dosen itu tidak berbuat apa-apa kepadanya yang masih baru di universitas ini.

“Kau tahu komunitas Magic Talinna.”
Erika mengangguk. “Aku tahu dari Edgar.”

Ilario tersenyum. “Kau memang harus tahu, Kak Edgar memang orang yang sangat pintar dan cerdas. Di Magic Talinna dia selalu memenangkan kompetisi penemuan langka lima tahun berturut-turut.”

Erika sebetulnya terkejut karena bisa-bisanya Edgar memenangkan perlombaan selama lima tahun berturut-turut.

“Dan dosen pembimbingnya kau tahu siapa?”

Erika menggelengkan kepalanya.

“Memangnya siapa?” bisik Erika.

“Dosen killer itu. Mr. Rudolf Zephyr.”

Seperti  memanggil roh, Rudolf datang dan masuk ke kelas mereka. Tidak ada satu orang pun yang menengok ke kanan kiri. Erika yang kebingungan malah melihat ke sekitarnya.

“Beri salam,” ucap Rudolf memerintah.

Semua berdiri lalu membungkuk. Erika yang kaget mengikuti pergerakan mereka dengan lambat.
Dan sialnya pergerakannya yang lambat tertangkap basah oleh Rudolf.

“Kau! Kenapa gerakanmu lambat sekali?” Rudolf menunjuk Erika.
Ia menoleh kea rah Ilario dan meminta menerjemahkannya.

“Maafkan saya, sir. Tapi saya masih baru disini. Maafkan saya.”

Erika membungkukkan badannya. Sedangkan semua yang melihat pertunjukan itu terlihat kaget.

“Harusnya Mr. Rudolf yang membungkuk kepada Erika,” bisik orang-orang yang melihat aksi itu.

“Harusnya kau menanyakan kepada teman-temanmu.”

“Maafkan saya, saya baru sehari –“

“Mau baru semenit pun harusnya kau bertanya.”

Erika terdiam. Dalam hatinya ia menyumpah serapahi dosen gila ini. Baru sehari ia mengikuti pelajaran sudah di marahi seperti ini.
Memang dosen yang kata orang killer itu benar-benar menyebalkan.

“Keluar!” teriak Rudolf.

“Saya bilang keluar!”

Erika sekali lagi terdiam. Dengan terpaksa ia harus keluar dari kelasnya. Ia sudah tidak sabar untuk melampiaskannya.

“Heh! Enak aja lo main ngeluarin orang sembarangan? Lo pikir lo ganteng? Emang keliatannya lo galak? Enggak anjir! Fak kata gue teh!!"

Erika mendumel setelah keluar dari pintu.

Ia menghentak-hentakan kakinya kesal dan melayangkan tinjunya kepada angin. Membayangkan seolah Rudolf ada di hadapannya.

“Memang bedebah ya jadi orang!”

Magic Talinna [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang