Part 16 : Cinta Yang Sebenarnya

9 5 2
                                    

"Kau mau apa lagi?"

Erika nampak berpikir. Ia tidak ingin melewatkan kesempatan baik dari Edgar ini. Mau beli apa ya? Matanya berbinar kala mendapati pasar malam yang mereka lewati.

"Ayo kesana."

"Kemana?"

"Kesana, ke pasar malam."

Edgar mengernyit. Seumur hidup dia belum pernah pergi ke pasar seperti itu. Ini kali pertamanya dan mungkin akan menjadi kenangan yang sangat langka bagi Edgar.

"Kau yakin akan kesana?"

"Mengapa harus tidak yakin?"

Jawaban andalan Erika selalu membuat Edgar mematung dan membenarkan perkataan istrinya itu. Dan itu membuat Edgar menjadi yakin untuk melakukan sesuatu hal yang menurutnya tidak biasa.

"Boleh ya, ya ya ya?"

Erika memohon dengan mata berbinar kepada Edgar. Suaminya yang tidak tega melihat Erika membuatnya mau tak mau harus mengiyakan permintaannya.

"Baiklah, tapi jangan terlalu larut malam ya," ujar Edgar yang menjadi syarat bagi Erika.

Erika mengangguk antusias. Ia merasa senang akan ke pasar malam dengan Edgar.

"Ayo!"

Erika sudah membuka pintu mobil dan keluar dari sana. Edgar menyusul dan mereka berjalan menghampiri pasar malam tersebut.

Pasar malam di negara ini sedikit berbeda dengan pasar malam di negara asalnya. Di sini semua permainan, jajanan, dan toko pakaian mempunyai tempatnya masing-masing sehingga semua tertata rapih.

"Naik itu, naik itu, naik itu." Erika menunjuk-nunjuk ayunan perahu yang amat besar.

"Tidak." Edgar menggeleng kaku.

Erika sedikit kesal. Tapi ia tidak mau menghilangkan rasa bahagia ini dengan harus marah-marah kepada Edgar.

"Ah, kita naik itu saja," ucap Erika sambil menunjuk.

"Tidak."

Kekesalannya naik satu level dari yang tadi.

"Atau yang itu? Pasti kau juga mau 'kan?" Erika berharap Edgar mengiyakan tawarannya.

"Hm ... tidak juga."

Kali ini ia sudah benar-benar kesal. Kenapa begitu susah mengajak pria satu ini?

"Kau ini bagaimana, semua yang ku tunjuk kau tidak mau. Jadi kau maunya apa?"

Edgar mencari terus permainan yang menurutnya aman untuk mereka hingga matanya menuju satu permainan.

"Kita naik yang itu saja."

Erika melihat permainan yang Edgar tunjuk. Dan ia kaget melihat apa permainan tersebut.

"Yang benar saja? Ayunan kecil itu? Pantat kita saja tidak muat," ucap Erika yang membuat Edgar merasa semakin bingung.

"Aku takut ketinggian."

Ah, pantas saja Edgar menolak semua ajakan Erika. Ternyata masalahnya adalah Edgar yang tidak bisa berada di ketinggian.

"Lawan rasa takut itu, ayo!"

Erika menarik tangan Edgar dan langsung membawanya ke permainan ayunan perahu.

"Di sana disebutnya kora-kora."

"Kora-kora, aneh sekali."

Erika mengangguk. "Memang aneh, tapi menurutku lebih aneh nama makanan di sini. Seperti shakshouka,"  ucap Erika memberi perbandingan.

Magic Talinna [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang