Ekstra Part

10 2 2
                                    

"Ilario ... hufftt, kusarankan kepadamu, jangan menikah."

Edgar dengan lesu masuk ke kantornya. Ilario sudah resmi menjadi asistennya.

"Kenapa Tuan Edgar?"

"Aku sungguh lelah menjadi pembantunya. Aku ini suaminya, tapi kenapa rasanya aku seakan menjadi pembantunya?"

"Tuan Edgar ...."

"Jangan potong ucapanku! Aku sedang lelah terus-terusan diperbudak oleh sahabatmu itu. Hufftt tolong aku!"

"Tuan Edgar ...."

"Apa? Mengapa wajahmu seperti ketakutan seperti itu? Kenapa? Coba bicara? Cepat bicara atau kau ku-"

Perkataannya terpotong oleh pemandangan yang dipantulkan oleh cermin di ruangannya itu. Sosok Erika terlihat jelas di sana.

"Hai ... aku menunggumu di sini."

Edgar tersenyum meringis. Apa yang telah ia katakan tadi? Apakah akan terdengar oleh istri galaknya itu?

"Oh ya? Ah selamat datang, Sayang. Tapi bukankah kita ada rapat Ilario? Betul bukan?"

Edgar melirik Ilario berharap lelaki itu membantunya dalam kesulitan seperti.

"Oh ya? Tapi aku telah membaca jadwalmu, Sayang. Mari kita bicara."

"Ah, rapat dadakan, ya, rapat dadakan. Bukan begitu Ilario?"

"Sepertinya wajah Ilario menunjukkan sebaliknya."

Ilario sedang di situasi berat sekarang. Antara memilih Erika sebagai sahabatnya atau Edgar sebagai atasannya.

"Bukankah kau ada kerjaan lain Ilario?"

"Hah?"

"Tidak ada 'kan?" tanya Edgar menatap Ilario memohon.

"Tasku belum kau masukkan mobil bukan?"

Ilario melirik Edgar dengan tatapan kasihan. Ia sangat perihatin kepada atasannya itu.

"Sekarang Ilario."

Seperti yang kita tahu bahwa perintah Erika sangatlah otoriter bagi siapapun. Ilario keluar dengan hati yang tidak enak kepada Edgar. Ia keluar dan menutup pintu kantor dengan cepat. Terdengar suara Edgar yang memohon-mohon meminta maaf kepada Erika. Ilario mengelus dadanya.

"Semoga istriku pendiam." Ilario menggelengkan kepalanya.


***

Mereka tidur berhadapan. Edgar menatap Erika yang tengah terlelap sangat pulas. Entah mengapa Erika sangat menyebalkan akhir-akhir ini. Namun hal itu tidak mengurangi rasa cintanya sama sekali.

Erika mengerutkan keningnya namun matanya masih tersenyum. Edgar merasa ada sesuatu yang aneh pada Erika.

"Erika kau tak apa?"

Erika tidak menjawab. Sekarang tubuhnya menghangat. Erika membuka matanya. Ia tidak berbicara apapun dan langsung pergi ke kamar mandi. Dari suaranya Erika terdengar seperti sedang muntah.

"Erika? Kau baik-baik saja?"

"Edgar masuklah!"

Tanpa basa-basi Edgar masuk menghampiri Erika. Wajah wanita itu sudah pucat akibat terus-terusan muntah.

"Periksa aku," pinta Erika.

"Mengapa rasanya pusing sekali?" lanjut Erika sambil memegang dahinya.

Edgar memejamkan matanya dan memeriksa tubuh Erika. Apakah ada yang salah dengan Erika?

Bukan penyakit, ia justru menemukan sesuatu yang lebih mengejutkan. Edgar melotot kala ia mengetahui fakta tersebut.

"Kenapa? Ada apa?"

Melihat ekspresi Edgar yang terkejut seperti itu membuat Erika panik. Ditakutkannya ia menyandang penyakit yang sangat parah.

"Sayang?"

"Kenapa?"

"Kau hamil."

Edgar masih terpaku dengan kebahagiaannya. Erika pun seperti itu. Ia menutup mulutnya yang menganga. Tak percaya dengan semua yang suaminya itu katakan.

"Benarkah?"

Edgar mengangguk dengan pasti.

"AAAA!! GUE PUNYA ANAK!! SAYANG KITA PUNYA ANAK!!"

Edgar tertawa dan menggendong Erika dengan bahagia.

"Aaa terimakasih banyak."

Edgar menangis terharu. Tak lama lagi ia resmi menjadi ayah. Ia mencium Erika dengan penuh kasih sayang. Erika membalasnya dengan kasih sayang pula. Semua berakhir bahagia.

Magic Talinna banyak sekali memberinya kebahagiaan. Kekeluargaan, cinta, dan kasih sayang bersatu. Diterbitkan dari komunitas tersebut. Ia sangat bersyukur karena tuhan telah menentukan takdirnya sangat indah. Walau harus menunggu selama tujuh tahun lamanya. Namun penantian itu tidak terasa sama sekali karena yang tuhan berikan sebagai bayarannya melebihi dari aa yang ia tunggu selama ini.










Magic Talinna [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang