Di Ethergale, kami punya lonceng berukuran 20 kali kepala manusia yang tergantung diatas gerbang masuk utama. Lonceng itu amat berat hingga tak bergoyang dan mengeluarkan suara meski diterpa badai besar. Sebab itu, sedari awal, kami sudah diingatkan bahwa jika lonceng tersebut berbunyi maka keadaan darurat sedang mengintai kawasan Ethergale. Herannya, kenapa pula harus di tengah malam?!
TENGG!! TENGGG!!
Tokk tokk!! Tokk tokk!!!!
"SHIYAAA!!"
Aku terbangun dari tidur dan posisi seketika disaat tubuhku belum siap. "Shh!" Kepalaku berdenyut dan pandanganku agak kabur. Beruntung penerangan dalam kamar ku matikan saat tidur. Apabila dalam keadaan seperti ini aku langsung melihat cahaya terang benderang. Wow, selamat datang ku ucapkan pada penyakit migrain.
"SHIYAA, CEPAT BANGUN!!"
Dengan terseok-seok, aku menghampiri pintu kamar yang kemudian terbuka lebar secara paksa karena dorongan kuat Inka. Tubuhku yang masih agak lemas terhuyung ke belakang seolah terbawa pintu kamarku yang bersentuhan dengan dinding.
"Ups, maaf..." Aku mengangguk lemah. Tak ada energi bagiku untuk merespon perlawanan seperti biasanya.
"Hei, cepat bersiap!! Semua anak diminta ke lapangan utama segera!!"
Aku mengerang beberapa detik. "Malam-malam begini, tak masuk akal. Memangnya ada keadaan darurat apa??!"
Raut muka panik yang sebelumnya terpampang jelas di wajah Inka, sekarang memudar perlahan. "Benar juga, tidak ada apa-apa, sih... Hei, cepat bersiap saja! Ini pemberitahuan dari ketua kelas yang mendapat perintah dari Miss Aimee."
Aku pasrah. Setelah memastikan kantuk ku hilang sempurna serta diriku bersih dan rapi, aku turun dari asrama menuju lapangan utama. Ini agak jauh karena lapangan utama di pusat kawasan Ethergale. Aku harus menyeberangi lapangan rumput, melewati lorong ruangan gedung minor yang memberi jalan tembus ke lapangan utama.
"Hei, tidak ada orang disini!"
Bagaimana pula? Katanya semua anak berkumpul di lapangan utama. Aku bahkan rela langsung pergi ke sudut ganti di kamar dengan membujuk diriku yang sebenarnya sangat ingin kembali ke kasur dan tidur selama beberapa menit sebelum bersiap. Benar-benar mengecewakan. Tak mungkin kan, Miss Aimee bermain-main dengan jam tidur murid.
"Shiya!"
Refleks, aku menoleh cepat dengan tatapan awas dan waspada. Ternyata Miss Brisa yang memanggilku. "Sepertinya kau belum mendengar pemberitahuan terbaru, ya?" Aku menggeleng dibuatnya.
"Miss Aimee merubah tempat pertemuan ke aula ruangannya. Segera pergilah kesana."
Di tengah-tengah itu, aku masih berani bertanya. "Miss Brisa, apa ada sesuatu darurat? Apa hal berbahaya datang?"
Miss Brisa tersenyum. "Ah, maaf. Banyak guru sedang sibuk dengan urusan ujian akhir tiap angkatan. Kami sepakat memajukan waktu yang awalnya dimulai jam 7 pagi menjadi jam 2 malam. Dan guru tersisa yang lebih senggang, tak sanggup membangunkan 300 anak dalam detik itu pula sehingga tak ada pilihan selain membunyikan lonceng besar darurat Ethergale."
Ethergale sangat disiplin dengan urusan waktu. Terlambat satu detik saja tetap bermasalah. Padahal bisa saja menggunakan sihir untuk membangunkan murid bahkan membuatnya berkumpul seketika di satu tempat. Tetap saja, Ethergale meski sekolah penyihir, mengajarkan untuk tidak selalu bergantung pada sihir.
Aku menatap Miss Brisa menelisik. "Apa ada perubahan sistem ujian atau semacamnya?"
Miss Brisa tersenyum memandangku. "Maka dari itu, cepatlah datang ke ruangan Miss Aimee. Keluarkan seluruh rasa ingin tahu mu disana. Miss Aimee mengetahui lebih banyak."
Aku melakukan salam penghormatan, menunduk 45° sebelum meninggalkan lapangan utama. Nah, gedung guru kesiswaan ini bersebelahan dengan lapangan utama jadi aku bersyukur tidak berpindah tempat dan berjalan terlalu jauh. Gedung guru kesiswaan memanjang bersebelahan membentuk pola persegi panjang dimana ruangan Miss Aimee berada tepat di tengah.
Jika ditarik garis lurus dari gerbang masuk utama ke belakang secara berurutan, maka terdapat halaman utama Ethergale berbentuk persegi panjang, tiap gedung mayor yang berjajar membentuk huruf n kemudian aula utama yang diapit di tengah, lalu gedung guru kesiswaan, lapangan utama, gedung minor, lapangan rumput, disusul gedung asrama putri dan putra yang mengurung perpustakaan di tengah-tengahnya.
Ku kira suasana nya akan ramai atau setidaknya banyak murid yang berkumpul di sekitar gedung guru kesiswaan ini, nyatanya tidak. Bukan berarti tidak ada, beberapa anak ku temui sedang menunggu giliran masuk. Ada juga yang baru sampai di tempat seperti ku. Sepertinya aku bagian dari anak-anak yang datang di waktu akhir. Tidak masalah bagi ku asal tidak terlambat. Rasa sumringah menghampiri, mempercepat ritme berjalan saat ku jumpai tak ada satu anak pun yang menunggu di depan ruangan Miss Aimee.
Tok tok!!
Aku mengetuk pintu ruangan dan masuk begitu terdengar suara mempersilakan dari Miss Aimee. "Shiya.. maaf karena harus ada perubahan mendadak seperti ini. Kami merasa sangat tidak enak terhadap murid-murid. Namun, ini keputusan bersama guru Ethergale."
Aku tersenyum memaklumi. "Apa ada perubahan sistem atau prosedur terkait ujian akhir ini?" tanyaku sesuai perintah Miss Brisa tadi.
"Tidak ada. Tetapi sebelum kau masuk ke ruang ujian, biarkan Miss mengingatkanmu kembali. Dalam sesuatu selalu tersembunyi sesuatu yang lain. Gunakan kemampuan mu sesungguhnya, maka selalu ada yang bisa kau lakukan. Semoga berhasil, Shiya."
Rasanya keyakinan ku bertambah kuat setelah mendapat wejangan dari Miss Aimee. Ku hampiri tirai di sebelah tempat ku berdiri menghadap Miss Aimee sebelumnya, yang menyembulkan cahaya begitu terang. Ku sibak perlahan, lalu..
WUZZZ!!
Sesuatu seolah menarik ku, menghilangkan sedikit kesadaran dan mengembalikan nya saat ku dapati diri ini berada di tempat yang asing. Hutan kering, tetapi tidak panas, atau mungkin belum sebab disini gelap pun masih melanda. "Teman-teman!!" teriakku untuk mengecek apa ada makhluk yang berpijak di tempat yang sama denganku. Hening tanpa jawaban.
"...okay...alone... Tidak masalah." ucapku sepatah-sepatah.
Persis seperti tugas akhir di gedung kuning bersama Miss Fyra, entah darimana, suara Miss Aimee menggema keras bak menggunakan pengeras suara.
"Baiklah, anak-anak. Semua sudah berada di ruang ujian masing-masing. Guru pengawas memberi kalian waktu yang tersisa sebelum matahari terbit dari timur untuk berkeliling dan mengenali lingkungan tempat ujian. Begitu matahari sudah menyembul, tugas awal untuk hari pertama ujian akhir tahun angkata kedua ialah..."
"Mencari setangkai bunga Rocket. Jika kalian sudah menemukannya, kalian bisa mengucapkan 'done' untuk mengumpulkan jawaban kalian. Selamat menempuh ujian akhir, anak-anak."
Bagai terhempas angin kencang yang tiba-tiba datang, suara Miss Aimee hilang begitu saja.
***
Catatan penulis:
Ada yang expect gak, kalau ujiannya bakal gini? ...😐
Atau malah ada yang sudah punya firasat: "Pasti selanjutnya cerita bakal begini nih..." ~~😗
Lemme know what you guys think on the comment section!~ ( ◜‿◝ )♡
KAMU SEDANG MEMBACA
ETHERGALE [COMPLETE]
FantasyDunia ini... Terlalu membosankan untuk dianggap serius. Terlalu berbahaya untuk dianggap menyenangkan. Setidaknya aku tahu keduanya akan selalu seimbang takarannya. Tapi, sepertinya spesial untuk penyihir. Makhluk yang dianalogikan terbungkuk dengan...