Miss Fyra meninggalkan hutan sementara aku duduk tenggelam dalam pikiran selayaknya matahari yang mulai terbenam. Tatapan kosong ku mengarah pada semburat merah oranye di langit. Kenapa aku takut? Kenapa aku merasa gelisah, khawatir, was-was?
Apa karena kemampuanku turun? Apa aku takut keluarga ku mengetahui itu dan aku akan segera keluar dari Ethergale? Nilai menurun di beberapa tugas bagiku tak masalah. Aku selalu bisa meminta tugas tambahan atau meminta perbaikan nilai. Aku tak harus benar-benar menjadi nomor satu dalam segala hal tiap waktunya. Toh, pada intinya, akumulasi nilai keseluruhan milikku-yang dilaporkan pada keluargaku-tetap yang terbaik. Aku tetap berada di tempat pertama. Itu yang terpenting karena itulah yang ku janjikan dan perlu keluarga ku ketahui. Aku hanya kurang menguasai beberapa kemampuan dan itu bukan berarti aku tidak bisa meningkatkannya.
Tidak. Aku tidak mengkhawatirkan nilai, kemampuan, atau posisi ku di Ethergale sekarang. Lebih tepatnya, kacau. Diriku kacau keseluruhan. Hati, pikiran, bahkan tubuhku juga seperti tak berada dalam kendali ku. Tapi tidak juga dikendalikan oleh siapapun. Atau aku yang berusaha menyangkal kalau sebenarnya diriku memang sedang dikendalikan oleh seseorang?
Aku menjambak rambut, merasa gila. "Shiya. Apa aku sungguh menyukainya?"
***
Kesal, penasaran, dan sedikit rasa bersalah menjalari tubuhku. Kesal karena aku tahu Oxen memiliki rahasia yang tak ku mengerti apakah itu, ditambah dengan rahasia itu sepertinya melibatkan diriku di dalamnya. Penasaran mengenai apa hubungan rahasia itu dengan diriku. Juga sedikit rasa bersalah sebab diriku seolah terlalu peduli dengan urusan orang lain dan secara tidak langsung memaksa Oxen untuk memberi tahu rahasia nya padaku dengan menunjukkan ekspresi sebal di hadapannya.
Sekarang, kepergiannya malah membuatku gelisah. Aku mengatakan bahwa suasana hatinya yang buruk menular padaku, tetapi saat dia mulai merasa membaik dengan membuat kopi untuk dinikmati berdua, aku malah seperti tidak begitu menghormatinya. Aku hanya minum sekali lalu membiarkan diriku dikuasai suasana hati yang buruk yang menular juga padanya hingga kami memisahkan diri sendiri-sendiri seperti ini.
BRUK!
Aku membenturkan kepala ke meja dengan sengaja. "Kenapa dengan diriku? Selelah itu kah aku? Memangnya waktu ku beristirahat kurang banyak?"
Tanganku membuka bungkus coklat berbentuk dadu. Aku mengulum nya, membiarkan coklat itu meleleh karena panas dari napas hingga membuat tubuhku ikut meleleh karena nya. "Aku harus minta maaf padanya. Semalu apapun itu nanti. Dan, sesusah apapun perjuangannya karena pasti akan diledek habis-habisan olehnya. Ingat, Shiya, makhluk yang hebat ialah yang berani meminta maaf dan mengakui kesalahannya sebagai bentuk tanggung jawab." monolog ku untuk memotivasi diri sendiri.
Setelah mengantongi beberapa bungkus coklat dadu, aku keluar menuju toko buku. Namun, langkahku terhenti dengan kemunculan Miss Fyra dari ujung jalan. Aduh, aku sendirian. Bagaimana jika Miss Fyra bertanya tentang Oxen? Aku tidak tahu dia pergi kemana otomatis aku harus menjelaskan apa yang terjadi saat kami berdua ditinggal oleh beliau, bukan?
"Shiya."
"Uh oh...Miss Fyra." jawab ku kikuk.
"Kau mau pergi kemana?"
Aku merasa sedikit lega, Miss Fyra tidak menanyakan perihal Oxen. Atau karena beliau sudah bertemu laki-laki itu terlebih dahulu? Sudahlah. Mari tetap memendamnya selama Miss Fyra tidak bertanya perihal pertengkaran kami yang cukup rumit hingga terjadi sedikit perang dingin.
"Toko buku. Sepertinya aku butuh mengalihkan pikiran ku pada hal lain. Perpustakaan kecil di toko bunga tidak memiliki koleksi buku cerita sama sekali jadi hanya menambah stres saja jika berada disana."
KAMU SEDANG MEMBACA
ETHERGALE [COMPLETE]
FantasyDunia ini... Terlalu membosankan untuk dianggap serius. Terlalu berbahaya untuk dianggap menyenangkan. Setidaknya aku tahu keduanya akan selalu seimbang takarannya. Tapi, sepertinya spesial untuk penyihir. Makhluk yang dianalogikan terbungkuk dengan...