Ambil baiknya, buang buruknya !!!
Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸
❄
Keep VOTING !!!✨
--------------------------------------------------------------
❄
Orang tua beserta mertua mereka telah kembali menuju Korea. Sembari menunggu kabar dari orang tua mereka yang akan mengatakan kesampaiannya di negeri ginseng tersebut, Jennie pergi belanja bersama suaminya, karena moodnya begitu baik untuk masak di rumah hari ini.
Sebenarnya Lisa merasa keberatan saat Jennie ingin pergi untuk berbelanja langsung demi keperluan dapurnya, mengingat Jennie sedang hamil di trimester kedua, Lisa tidak ingin Jennie kelelahan dan melakukan aktivitas beban. Alhasil ialah yang mendorong semua troli belanjaan mereka.
Selesainya berbelanja, mereka segera pulang. Lisa mengemudi dengan baik sebagaimana cara dia mendapatkan SIM di Paris. Namun siapa sangka bahwa seekor kucing berlari menyebrang ketika Lisa menoleh untuk mengecup dahi istrinya.
Kiiickkk...
"Hon!" Jennie terkejut.
"Ah! Maaf sayang, astaga, kucingnya menyebrang tiba-tiba" ucap Lisa, lalu menarik nafasnya dan memejamkan mata. "Gwenchana? Sayang, babynya daddy terkejut ya? Maaf ya nak, daddy lalai tadi"
"Huhhffhh.. Biasanya di sekitar sini jarang ada kucing liar"
"Sayang kau tidak apa-apa?" tanya Lisa lagi, ia belai kepala istrinya.
"Aku tidak apa-apa, lain kali fokus saja hm? Cukup genggam seperti ini, aku tidak keberatan sayang"
"Iya sayang, maafkan aku" Lisa melanjutkan kembali perjalanannya menuju rumah, dengan lebih hati-hati ia mengemudi cukup santai tanpa melepas genggamannya pada tangan Jennie.
###
"Sayang.. Tidak perlu menyiapkan semua itu hon, aku ingin memasak sendiri" pinta Jennie pada Lisa, saat suaminya terlihat sibuk menyiapkan segala sesuatunya, agar nanti Jennie hanya tinggal masak saja tanpa harus kerepotan.
"Tidak apa-apa sayang, ini untuk memudahkanmu hm? Dan kita bisa segera bersantai setelah makan, sembari menunggu kabar kakek neneknya baby Kimchi tiba di Korea"
"Hm.. Terima kasih ya suamiku"
"Sama-sama istriku"
Jennie mulai mengiris beberapa sayuran dan cabai, tak sengaja rasa semangatnya saat memotong cabai membuat tangannya terkena irisan pisau, hingga ia terkejut dan Lisa panik setengah mati.
"Aw"
"Astaga sayang!" Buru-buru Lisa membasuh luka pada jari istrinya dengan air mengalir, dan menyesapnya lalu membasuhnya lagi, namun darahnya masih terus keluar.
"Tidak apa-apa hon"
"Tidak apa-apa apanya? Kau berdarah, dan itu menyakitiku. Sudah ya, jangan dilanjutkan hm? Biar aku saja yang masak sayang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Et Réalité [Rêve 2]
Teen Fiction[18+] "Caraku merekam hidup, merupakan proses terindah yang tidak pernah dapat terbayangkan oleh logika manusia lainnya"