"Kamu tahu, sejak kecil aku jatuh hati dengan laut. Laut seperti candu untukku. Tapi sejak kejadian itu, laut menjadi terlihat mengerikan dan penuh dengan misteri. Sehingga aku tidak lagi berani untuk menyelaminya terlalu dalam. Sama kayak kamu. Aku...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Brisbane, Australia - 2045.
Dua bulan setelah acara wisuda berlangsung, Jean langsung melamar Aruna tepat di halaman depan perpustakaan. Perpustakaan yang menjadi saksi bisu pertemuan pertama mereka malam itu.
Kini, Aruna dan Jean sudah resmi menyandang status sebagai sepasang tunangan. Tinggal menunggu waktu pelaksanaan pernikahan mereka di awal Januari tahun 2046 nanti. Sebelum waktu pernikahan tiba, mereka ingin fokus mengurus karir masing-masing.
Aruna sangat ingin meniti karir sebagai seorang pelukis dan memiliki galeri seni sendiri. Begitu juga dengan Jean yang ingin terjun ke dalam dunia arsitektur. Menariknya, secara kebetulan dari segi pekerjaan mereka berdua sudah saling melengkapi.
"Miyu, Miyu, Miyuu..." Panggil Jean sambil mengambil posisi setengah berbaring di sofa ruang tengah.
"Miyu, aku punya snack rasa chicken dua ini," kata Jean sambil melambaikan tangannya yang memegang dua bungkus camilan kucing kesukaan Miyu.
Sayangnya yang dipanggil hanya menolehkan kepala ke arah Jean. Bukannya mendatangi Jean, tapi kucing itu malah berlalu mengikuti Aruna yang menuju dapur. Sama sekali tidak tertarik. Jean yang diacuhkan hanya mengerucutkan bibir.
"Miyuuu," Aruna menggendong kucing putih yang sibuk menempel dikakinya.
"Kamu mau apa? Hmm?" Tanya Aruna pada Miyu.
Aruna berjalan menuju ruang tengah, dimana Jean berbaring. Melihat Aruna berjalan ke arahnya, Jean langsung memposisikan diri kembali duduk tegak agar Aruna dapat duduk disampingnya.
"Heh Miyu, turun. Harusnya aku yang disitu." Ucap Jean menoyor kepala Miyu pelan. Sementara kucing putih itu menatap tajam ke arah Jeah. Terlihat seperti kesal dengan laki-laki dihadapannya.
Tanpa aba-aba Jean langsung meletakkan kepala diatas paha Aruna. Atau lebih tepatnya diatas Miyu. Tubuh gempal kucing putih persia itu dengan seenaknya dijadikan alas kepala oleh Jean.
"Jean, kepala kamu berat." Aruna mendorong kepala Jean agar ia bangun.
"Oh gitu, mending mangku kucing bulat itu daripada aku?" Balas Jean sewot.
"Iya soalnya Miyu udah lebih lama nemenin aku daripada kamu, haha" Aruna membalas sambil menggoda Jean.
"Gak salah, tapi awas ya kamu kucing bulat." Jean mendelik kearah Miyu. Sementara Miyu dengan santainya mengambil posisi melingkar di pangkuan Aruna. Bersiap untuk tidur.
"Asa, kamu mau ini gak?" Tanya Jean sambil menyodorkan snack kucing yang sejak tadi masih dipegangnya.
"Enak aja ngasih aku makanan kucing," Aruna menyipitkan mata melihat Jean.
"Hehe, lucunyaaa." Jean langsung mencubit kedua pipi Aruna.
Jean menangkup kedua pipi gadis itu, selanjutnya tanpa izin ia mengecup singkat bibir Aruna.