Aruna dan Reina menikmati penampilan Rei dan juga Luna. 2 jam berlalu hingga acara selesai. Baik Rei maupun Luna me-notice keberadaan kakak mereka diantara banyaknya penonton malam ini.
Perasaan senang dan haru menyelimuti Aruna dan Reina karena melihat adik yang mereka sayangi terlihat begitu cocok dan bersinar dibawah terangnya cahaya lampu sorot panggung.
Tapi sayang mereka tidak bisa bertemu dan saling melepas rindu. Sehingga sehabis acara, Aruna dan Reina langsung kembali ke penginapan.
"Ya, bukan Aruna namanya kalau gak ceroboh," ujar Reina merespon cerita Aruna sambil memainkan kartu nama laki-laki jeruk itu.
"Lagian ngapain berdiri di belakang orang, gak sopan." Aruna membela dirinya.
"Accident," balas Reina singkat, lalu mengalihkan pandang ke ponselnya yang berdering. Panggilan masuk dari Kainan.
"Angkat aja, Kainan udah kangen berat." Suruh Aruna yang sempat melihat sedikit jika yang menghubungi Reina adalah Kainan.
"Hehe, bentar ya Arunaa..." Reina tersenyum malu-malu lalu pergi meninggalkan Aruna untuk menjawab telepon tersebut.
Aruna hanya melihat kepergian Reina ke halaman belakang rumah sambil tersenyum kecil. Masih tidak menyangka jika Reina akan jatuh hati pada laki-laki seperti Kainan yang tingkahnya sangat berbanding terbalik dengan Reina sendiri.
Aruna mengambil jas hitam laki-laki jeruk yang sudah kering untuk dilipat. Ia memutuskan untuk mengembalikan jas itu besok.
Setelah selesai mengemas jas. Aruna mengambil ponsel dan kartu nama yang diberikan tadi. Lalu mencoba untuk menghubungi nomor tertera via pesan.
"Selamat malam, yang tadi di cafe." Aruna mengetik pesan dengan singkat. Tidak berniat untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu.
Tanpa menunggu waktu lama, pesan Aruna sudah dibalas.
"Hai," Balas laki-laki itu tidak kalah singkatnya.
"Are you free tomorrow?"
"Your coat sir," Aruna langsung membalasnya.
"Yes, temui aku di alamat tertera pada kartu pengenalku tadi. I'm free at noon." Balasnya lagi.
"Ok, see u later." Tanpa menunggu balasan berikutnya, Aruna langsung meletakkan ponselnya diatas nakas.
Aruna membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Tangannya terulur mengambil boneka kucing putih pemberian Jean yang selalu dibawanya jika sedang menginap diluar.
"Jean, i miss you." Aruna mengusap kepala boneka itu.
Terbersit di pikirannya wajah Jean yang terlihat sangat bersemangat ketika memberikan boneka kucing yang dipesannya khusus untuk Aruna. Kucing yang mirip seperti rupa Miyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa Amerta
Romance"Kamu tahu, sejak kecil aku jatuh hati dengan laut. Laut seperti candu untukku. Tapi sejak kejadian itu, laut menjadi terlihat mengerikan dan penuh dengan misteri. Sehingga aku tidak lagi berani untuk menyelaminya terlalu dalam. Sama kayak kamu. Aku...