Ch. 13 - Si Populer Yang Patah Hati

152 23 1
                                    

Mahen menatap kepergian Aruna dan Reina hingga kedua gadis itu tidak terlihat lagi dari pandangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mahen menatap kepergian Aruna dan Reina hingga kedua gadis itu tidak terlihat lagi dari pandangan.

"Si populer yang patah hati," Mahen tertawa kecil ketika mengingat julukan yang diberikan orang banyak pada dirinya semasa sekolah.

Dering ponsel memaksa Mahen untuk beranjak dari ingatan masa lalunya.

"Ya Arne?" Mahen mengangkat telfon yang masuk itu. Tidak menunggu waktu lama, ia kembali memutuskan sambungan dan beranjak pergi dari acara tersebut.

⭒⭒⭒

"Sekolah Menengah? Populer? Mahen? Siapa?" Reina melontarkan banyak pertanyaan pada Aruna ketika selesai mendengar penjelasannya tentang laki-laki tadi.

"Sekolah Menengah Pertama Rein, jadi kamu gak kenal... Nyimak gak sih?" Aruna mengerucutkan bibirnya menatap ke arah Reina yang fokus menyetir.

"Ya nyimak, tapi gak fokus banget." Jelas Reina menepuk puncak kepala Aruna untuk meredakan kekesalan gadis itu.

"Tapi dia itu si populer yang patah hati Rein." Lanjut Aruna menerangkan.

"Patah hati? Kasian banget," sontak Reina tertawa mencibir ketika mendengarkannya.

"Iya, dulu Kak Mahen itu primadona sekolah. Ya namanya sekolah, pasti ada primadona versi ceweknya kan..." Aruna mulai menceritakan masa lalunya.

"Ehem.... Terus?" Reina mengangguk mendengarkan cerita Aruna.

"Ceweknya, sekelasku deh kalau gak salah namanya Keilana." Lanjutnya lagi.

"Keilana itu bisa dibilang punya vibes cewek mahal, dan visualnya cocok buat bersanding sama kak Mahen. Apalagi, gak jarang dia selalu berkunjung ke kelas kak Mahen yang dulu emang sekelas juga sama kak Ken. So, that's it banyak yang bilang mereka pacaran. Tapi waktu kak Mahen mau lulus, beredar rumor kalau Kei udah punya pacar dari sekolah lain. Dan ya, itu di validasi sama dia sendiri." Aruna menceritakan panjang lebar dengan detail.

Pasalnya masih terbayang dalam ingatannya ketika Mahen menaiki panggung sebagai siswa lulusan terbaik, seantero sekolah dengan kompak meneriakkan 'si populer yang patah hati'. Aruna yang mendengarkannya saja merasa malu, apalagi Mahen yang saat itu terlihat senyum kecut di wajahnya.

"Haa... I see, si populer yang patah hati..." Reina mengangguk memahami.

"Berarti lo kenal Mahen dong? Sekelas Ken?" Reina menyadari detail kecil dalam cerita Aruna.

"Heum... Kak Mahen sering main ke rumah Kak Ken, jadi lumayan sering ketemu sih. Tapi gak yang deket banget," Aruna menjelaskan lagi.

Tepat di lampu merah Reina berhenti. Ia lalu menggeser badannya sedikit mengarah pada Aruna.

Aksa AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang