Ch. 23 - Terjebak

182 31 0
                                        

Aruna menerjapkan mata, mencoba untuk mengembalikan kesadarannya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aruna menerjapkan mata, mencoba untuk mengembalikan kesadarannya sendiri. Ingatannya kembali pada ucapan Mahen yang mengatakan jika Jean yang sekarang, adalah Jean yang kehilangan sebagian memorinya. Kemudian ia menghela nafas pelan lalu berjalan menjauhi Jean menuju kursinya. Melihat Aruna pergi begitu saja membuat Jean berjalan mengikutinya lagi.

"Aksara Rajendra," ucap Jean mengulurkan tangan pada Aruna yang telah duduk.

"Ashana Aruna." Jawab Aruna menjabat uluran tangan itu. Baru saja hendak menarik tangannya sendiri, tapi Jean justru malah menahannya. Membuat Aruna mengernyit menatap laki-laki itu.

"Kau terlihat seperti sudah mengenalku dan bertingkah seolah menghindariku." Jean to the point pada Aruna.

"Bisakah kau melepasnya?" Bukannya menjawab, Aruna malah meminta untuk melepas tangan yang masih dipegang Jean. Namun Jean hanya diam, tidak juga melepasnya. Ia menunggu jawaban dari Aruna untuk pertanyaannya sambil menatap gadis itu serius.

"Aku tidak mengenalmu, ini kali adalah pertama kita bertemu." Bohong Aruna. Ia tidak ingin memperumit keadaan jika mengatakan yang sebenarnya. Aruna mengerti kondisi Jean, dan ia tidak ingin memaksa egonya sendiri.

Mendengar jawaban Aruna, Jean langsung melepaskan tangannya. Tapi tatapannya tidak beralih dari gadis dihadapannya. Bukan hanya tingkah Aruna yang terlihat seperti menghindarinya, tetapi foto-foto mereka berdua yang membuat Jean menanyakan hal itu pada Aruna. Dia cukup peka jika sekarang Aruna sedang berbohong.

"Kuharap kau tidak menyesali jawabanmu," ujar Jean membuat Aruna lagi-lagi mengernyitkan kening tidak mengerti.

"Aku pernah melihatmu, cukup sering disini dan Brisbane." Lanjut Jean lagi.

"Apa kau juga tinggal di Brisbane?" Tanyanya.

"Excuse me, apa kamu memata-mataiku?" Aruna mulai kesal. Pertanyaan Jean membuatnya sadar, jika ternyata laki-laki itu sudah melihatnya sejak lama. Bahkan saat dirinya berada di Brisbane.

"Aku bukan laki-laki seperti itu." Jean tidak terima dengan ucapan Aruna. Pasalnya ia memang selalu melihat gadis itu bukan karena disengaja.

Aruna mengabaikan Jean. Ia menyibukkan dirinya dengan membersihkan meja dari peralatan melukisnya. Selembar foto yang terselip tiba-tiba jatuh, membuat Aruna membulatkan mata ketika menyadari jika foto itu adalah foto Jean.

Dengan cepat dirinya mengambil foto itu lalu menyimpannya di saku. Jean melihatnya. Meski samar, tapi ia tahu jika itu adalah gambar seorang laki-laki.

"Rupanya kau memiliki banyak laki-laki." Ucap Jean santai.

"Boleh aku menjadi salah satunya?"

Dua pertanyaan yang keluar dari mulut laki-laki itu membuat Aruna diam. Tidak menyangka jika sekali lagi Jean merendahkannya. Bedanya, kali ini Aruna bisa menahan diri. Layaknya deja vu, Aruna tidak ingin jika kejadian hari ini berakhir sama seperti dulu.

Aksa AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang