Cahaya pagi baru saja menyentuh ujung langit, memancarkan semburat keemasan pada celah tirai jendela. Lembut dan hangatnya angin pagi berhembus membelai dedaunan. Di dalam kamar yang masih diselimuti bayang-bayang malam, terlihat seorang laki-laki mulai terjaga dari tidurnya.
Mata yang tadinya terpejam kini terbuka, Jean menarik napas panjang sambil sedikit menggeliat merasakan kehangatan dari balik jubah mandi yang ia kenakan. Dengan mata yang masih setengah terbuka, Jean sedikit menoleh ke bawah. Kemudian terkekeh pelan, menarik Aruna ke dalam pelukannya, mengikis jarak antara mereka.
"Apa kau sedang mencuri kesempatan untuk menyentuhku, Aruna?" Bisiknya pada Aruna yang masih terlelap.
Rupanya kehangatan yang ia rasakan berasal dari tangan Aruna yang menyelinap masuk ke dalam. Secara sadar atau tidak, jari-jemari gadis itu melingkari pinggangnya. Kemudian bergerak perlahan menyentuh tiap lekuk garis pada permukaan perutnya. Memberi sensasi menggelitik yang nyata. Membuat detak jantung Jean sedikit meningkat.
"Naughty girl," ucap Jean lalu menelusupkan kepala di ceruk leher Aruna. "Sial, aku mulai menikmatinya Aruna." Lanjut Jean memejamkan mata. Membiarkan momen intim pagi ini mengalir. Bahkan kini bibir laki-laki itu ikut bergerak, memberikan tanda kemerahan pada leher jenjang Aruna.
"Ehmm.. Jean," Aruna mendesah pelan saat merasa sedikit perih pada permukaan kulitnya akibat gigitan yang disengaja oleh Jean.
"Hmm?" Balas Jean tanpa berniat untuk menghentikan aktivitasnya bermain pada leher Aruna.
"Jean-" Aruna menggeliat saat tangan besar Jean mulai bergerak masuk di balik baju tidur yang ia kenakan. Bermain-main dengan sangat pelan di perut ratanya, dengan pasti menjelajah lebih jauh. Melewati lekuk pinggangnya, semakin naik keatas, menari di atas batas yang rapuh, membuat suhu sekitar menjadi lebih panas.
Jean sedikit membulatkan mata, begitu juga dengan Aruna. "Aruna, kau tidak mengenakan 'itu'?" Tanyanya pelan saat telapak tangannya merasakan tidak ada penghalang saat bermain di bagian tengah tubuh gadisnya.
Aruna menggigit bibir bagian dalamnya, menggeleng pelan menghindari kontak mata dengan Jean.
"Kau sengaja?" Jean tersenyum nakal menggoda Aruna.
Lagi, Aruna menggelengkan kepala. "A-aku lupa jika kau disini." Jelas Aruna sedikit terbata-bata. Tidak mengenakan bra saat tidur memang menjadi kebiasaan Aruna. Ia benar-benar tidak sengaja melepaskannya, terlebih karena ia bersiap untuk tidur sambil sedikit tergesa akibat insiden di kamar mandi bersama Jean sebelumnya.
"Are you sure? Be honest, aku akan mempercayaimu." Kekeh Jean menikmati ekspresi wajah Aruna yang mulai memunculkan semburat merah pada kedua pipi chubbynya.
"Aku benar-benar lupa Jean, tidak disengaja." Tegasnya masih enggan menatap mata Jean yang sejak tadi tidak melepas pandangnya itu. "Bisakah kau menjauhkan tanganmu? Aku tidak nyaman," Aruna kembali menggeliat kecil, mendorong tangan Jean agar keluar dari balik bajunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa Amerta
Storie d'amore"Kamu tahu, sejak kecil aku jatuh hati dengan laut. Laut seperti candu untukku. Tapi sejak kejadian itu, laut menjadi terlihat mengerikan dan penuh dengan misteri. Sehingga aku tidak lagi berani untuk menyelaminya terlalu dalam. Sama kayak kamu. Aku...