"Kamu tahu, sejak kecil aku jatuh hati dengan laut. Laut seperti candu untukku. Tapi sejak kejadian itu, laut menjadi terlihat mengerikan dan penuh dengan misteri. Sehingga aku tidak lagi berani untuk menyelaminya terlalu dalam. Sama kayak kamu. Aku...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jean, masih sibuk?"
"Jean udah makan?"
"Jean...."
"Jean, aku khawatir."
"Jean, maaf ya..."
"I miss you so bad, Jean."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aruna mengakhiri pesan dengan mengirimkan foto dirinya. Jika dihitung, ini adalah foto kesepuluh yang dikirimkan Aruna karena inisiatifnya sendiri. Selebihnya, foto yang dimiliki Jean adalah foto yang diambilnya tanpa sepengetahuan Aruna.
Pesan Aruna berkali-kali masuk sejak siang. Namun hingga langit berubah warna menjadi gelap, Jean sama sekali tidak membalas pesan tersebut. Bahkan untuk sekedar dibaca saja tidak.
Awalnya Aruna memang mencoba untuk menghubungi Jean. Namun tidak ada jawaban. Akhirnya ia menghentikan usahanya itu, sebab menyadari pesannya yang tidak dibaca sama sekali.
"Masih gak ada jawaban?" Reina bertanya pada Aruna yang terus memandangi ponselnya.
"Iya," Jawabnya singkat.
"Mungkin masih sibuk, daripada galau mau ikut ke rumah tetangga sebelah?" Tanya Reina lagi.
"Kainan? Ngapain? Kamu kalau mau ngedate gak usah ngajak-ngajak sih," Aruna mengerutkan kening ketika mendengar ajakan Reina.
"Ssttt..." Reina menempelkan telunjuknya pada bibir Aruna. Ia sedang tidak ingin merusak mood nya sendiri dengan mendengar rengekan ataupun omelan dari Aruna.
"Bareng Luna juga." Lanjutnya.
Aruna menyipitkan mata menatap Reina. Sedang mempertimbangkan ajakan yang kurang meyakinkan dari sahabatnya itu.
"Kak Ken gak ada, lagi ada acara diluar." Reina memberi penjelasan agar Aruna tidak perlu khawatir.
"Iya sih, itu point pentingnya. Selain itu aku yakin pasti tinggal aku sama Luna doang, kalau gitu kan lebih baik aku diam disini sama Luna. Kamunya nemuin Kainan." Aruna menjelaskan masih dengan ekspresi berpikir membayangkan apa yang akan terjadi nanti.