"Kamu tahu, sejak kecil aku jatuh hati dengan laut. Laut seperti candu untukku. Tapi sejak kejadian itu, laut menjadi terlihat mengerikan dan penuh dengan misteri. Sehingga aku tidak lagi berani untuk menyelaminya terlalu dalam. Sama kayak kamu. Aku...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Berulang kali Jean memutar video yang sejak kemarin dikirim padanya melalui nomor yang tidak dikenal. Berulang kali juga Jean mengeluarkan umpatan pada diri sendiri karena melakukannya bersama Arne. Sialnya tanpa ia sadar, Arne justru menyempatkan diri untuk merekam aktivitas panas mereka malam itu.
"Menjijikan." Decihnya sambil melempar ponsel. Bahkan ditayangan tersebut Jean terlihat begitu menikmati apa yang mereka lakukan. Hingga berulang kali menyebut nama Arne dalam desahannya.
Jean memijat pelipisnya, "Bagaimana jika aku tidak bisa memperbaiki semua ini? Bagaimana jika video itu sampai diketahui Aruna?" Ucapnya frustasi.
"Sial." Umpat Jean lagi ketika ia mengingat kalimat yang pernah dilontarkannya pada Aruna ketika gadis itu membantunya merawat Albie yang sedang mengalami ruam.
"Aku dan Arne memang memiliki hubungan dan melakukan itu sesekali."
"Haish, kau memang brengsek Aksara!" Jean mengacak rambutnya sendiri. Kakinya melangkah menuju lemari pendingin kecil yang ada di ruangan pribadinya di perusahaan.
Jean memang sedang berada di perusahaan milik ayahnya, sejak pagi tadi laki-laki itu telah kembali ke Korea untuk menemui Gabriel direktur di perusahaan tersebut. Setelah mengetahui apa yang dilakukan Cielo di belakangnya, Jean meminta Gabriel untuk mencari tahu keberadaan Cielo, tidak terkecuali keberadaan Arne dan Aruna.
Tangan besarnya membuka sekaleng beer dingin dan menegaknya habis. Kemudian ia kembali mengambil kaleng baru, lalu meminumnya hingga habis tak bersisa. Begitu seterusnya hingga kaleng-kaleng beer yang hampir tidak pernah disentuhnya belakangan ini tersisa satu buah. Jean mengambil kaleng yang tersisa itu, tapi kali ini ia hanya meminum sedikit. Mata Jean mencoba untuk fokus pada layar besar di hadapannya.
"Aku merindukanmu Aruna, sungguh." Bisiknya ketika melihat foto pertunangannya dengan Aruna. "Aku benar-benar meminta maaf padamu." Lanjut Jean, tanpa ia sadar bulir air mata mulai menetes. "Kumohon semesta beri aku kesempatan satu kali lagi untuk memperbaiki semuanya."
"Aku ingin memperjuangkannya kembali." Raung Jean yang mulai hilang kesadaran akibat alkohol yang sudah terlalu banyak diminumnya tadi. Laki-laki itu memejamkan mata dan tertidur.
Belum sampai sepuluh menit Jean terlelap, tiba-tiba seorang laki-laki berjas hitam masuk ke dalam ruangan Jean. Ia adalah Gabriel. Setengah berlari ia mendekati Jean dan mencoba untuk membangunkannya.
"Apa?" Sahut Jean masih dengan mata tertutup. Membuat Gabriel berdecak kesal melihatnya.
"Apa kau tidak ingin tahu keberadaan Cielo? Jika tidak, maka tidur dan minumlah sesuka hatimu seperti ini." Tukas Gabriel berkacak pinggang, kemudian membersihkan kaleng-kaleng kosong bekas atasannya sekaligus temannya itu.