01

2K 73 3
                                        

"Dear, tinta ku..."

"Hai perkenalkan nama ku Joshua Adi Dirgantara atau bisa kalian panggil aku Joshua. Aku ingin menceritakan tentang hidup dengan kesepian selama setahun setelah perginya ke enam saudara laki-laki ku yaitu abang-abang ku"

"...percaya ngga kalau mereka pergi meninggalkan ku sendirian disini? Bahkan Abang Esa pernah bilang, 'kita akan selalu bersama dan tetap bersama untuk selamanya'. Namun dari perkataan itu,aku jadi tahu apa itu artinya bersama dan meninggalkan"

"Semua orang pasti ada yang pernah mengalami pengalaman seperti ku ini, berusaha hidup untuk diri sendiri dan berjuangnya setengah mampus untuk dunia yang gila ini"

"Namun, kadang pernah berpikir untuk menyusul mereka dan berkumpul di atas sana. Aku pernah melihat ada enam bintang bersinar pada malam Jumat yang cerah. Dan ku yakin ke enam bintang itu adalah mereka yang sedang mengawasi ku tanpa aku ketahui"

"Besok aku akan mengikuti olimpiade matematika sendiri...tanpa ada orang yang menyemangati diri ku disana. Nanti kalau aku menang, aku akan memberi tahu mereka kalau aku bisa sukses dengan berjuang keras dan ngga manja lagi"

"Menurut kalian, apa arti kakak dalam hidup kalian?"

"Sudah dulu yah,nanti aku kesini lagi untuk cerita selanjutnya, terimakasih"

…⁠ᘛ⁠⁐̤⁠ᕐ⁠ᐷ

Dua tahun yang lalu...

"Bunda kenapa pergi ninggalin kita Bun", isak tangis si sulung di depan pemakaman yang masih basah karena baru saja dimakamkan.

Dua makam itu dipenuhi dengan isak tangis dari ke tujuh putranya. Ayah dan bunda meninggal dunia karena kecelakaan yang menimpa keduanya saat ingin pulang dari Surabaya menuju Jakarta.

Rintik-rintik hujan mulai menghujani daerah Jakarta. Ke tujuh saudara itu hanya bisa diam di kamar masing-masing selepas setelah dari makam.

Ting!

"Bunda Jo ga bisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bunda Jo ga bisa...", ditenggelamkan wajahnya pada meja belajar yang kini penuh dengan buku-buku pelajaran.

"Diluar hujan bun, Abang juga belum ada yang keluar dari kamarnya. Aku harus apa bunda?", monolognya ketika mendapati ruang dalam rumah sungguh sunyi hanya ada suara rintikan hujan dari luar sana.

Joshua membuka lemari es untuk mencari sesuatu yang bisa ia makan. Sungguh perutnya sudah berisik untuk di isi. Memang dirinya belum makan sejak kemarin, siapa yang bisa makan ditengah suasana seperti ini.

"Mie lagi?"

Joshua terpaksa membuat mie instan tersebut dengan pasrah. Biarkan lah ia usus buntu daripada ia tak makan sama sekali.

Joshua tengah membuat mie dengan tenang dan damai sampai ada yang mengejutkannya dari belakang. Joshua berbalik dan ternyata itu adalah kakaknya yang ke tiga.

Jordani Satya Dirgantara atau bisa dipanggil Jordan. Abang yang memiliki wajah tampan bak pangeran ala Eropa, irit bicara, jail juga, pelindung, dan penyayang. Jordani menatap Joshua yang terkejut melihatnya.

"Sedang apa kau?", tanya Jordani.

"Hanya bikin mie bang, Jo laper", ucap Joshua lirih.

"Abang sekalian Jo,Abang juga laper. Biar Abang yang siapin piringnya", ujar Jordani.

"Baik bang"

Setelah keduanya selesai makan, keduanya melihat saudaranya yang ke empat menurun tangga dari lantai dua menuju dapur. Mau mengambil minum mungkin, pikir Joshua.

"Kal, makan. Jangan cari penyakit", titah Jordani.

"Iya bang nanti,gua mau lanjut tidur masih ngantuk ini", sahut Haekal lesu lalu pergi ke kamarnya kembali.

Haekal Sastra Dirgantara atau bisa dipanggil Haekal. Abang paling cerewet,jail bahkan sebelas dua belas sama Jordani, ceria(namun sekarang yah begitu lah), Abang paling pengertian dan paling serem kalau sudah marah.

"Jo juga balik ke kamar yah bang,mau ngerjain tugas", pamit Joshua dibales dengan deheman dari Jordani.

Joshua balik ke kamarnya lalu menutup pintu dengan rapat. Lalu ia duduk di tepi kasurnya dengan memandang lurus ke arah jendela yang penuh dengan embun embun dari air hujan.

"Bunda, apa Jo akan menyerah kali ini?", ucap Joshua lirih.

To be continued>>

Tinta Terakhir Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang