14

535 28 4
                                    

Tok tok tok

"Jo sayang,ayo bangun nak", panggil mawar dari luar kamar Joshua.

"Ada apa dek?", tanya Jamal.

"Ini mas, aku bangunin Joshua tapi anaknya belum buka pintunya", tutur mawar.

"Nanti juga dia bangun dek, oh ya mas mau bilang sama kamu. Kalo mas akan pergi dinas selama dua hari, kamu gapapa kan mas tinggal berdua sama Joshua?", jelas Jamal.

"Gapapa kok mas, kan ada Joshua juga jadi aku ga kesepian", sahut mawar.

"Ya udah mas tunggu di bawah yah", ucap Jamal lalu pergi ke bawah.

Mawar menghela nafas panjang lalu mengetuk pintu kamar Joshua kembali. Namun, hasilnya tetap sama. Tak ada jawaban dari dalam sana.

Ceklek

Pintunya ternyata tidak dikunci oleh Joshua. Mawar pun perlahan masuk dan berjalan menuju tempat Joshua. Bisa ia lihat tubuh Joshua ditutupi selimut tebalnya sampai sebatas lehernya.

Saat ingin menyibakkan selimutnya tanpa sengaja tangan mawar mengenai bagian leher Joshua yang suhu tak biasa. Mawar pun mengecek kembali dengan menempelkan punggung tangannya pada dahi Joshua.

Dan benar saja kalau Joshua panas tinggi. Mawar berlari keluar lalu memanggil suaminya.

"Mas, Jo badannya panas banget!", teriakan mawar membuat Jamal dengan cepat menuju kamar Joshua.

"Jo panas dek?", tanya Jamal.

"Iya mas, badannya panas banget tadi pas aku pegang", tutur mawar.

Jamal pun segera menelpon sahabatnya untuk segera ke rumahnya. Setelah beberapa menit, Anggara pun sampai.

Kini Joshua sudah di periksa oleh Anggara. Anggara menghela nafasnya berat lalu berbicara empat mata dengan Jamal di luar.

Mawar membenarkan selimut Joshua lalu menatap lekat wajah Joshua. Andai saja dia anaknya tapi itu hanya mimpi baginya dan juga Jamal.

Di sisi luar, Anggara dan Jamal duduk saling berhadapan di ruang tamu. Sedari tadi Anggara hanya menghela nafas tanpa berbicara apa-apa pada Jamal.

"Gar, gimana kondisi Jo?", tanya Jamal.

"Badannya panas, sepertinya dia demam. Untuk tekanan darah juga rendah. Dia kurang darah mal", tutur Anggara.

"Kasih dia makanan yang bergizi dulu yang banyak vitaminnya seperti sayur. Jangan makan makanan sembarangan dulu, kalo bisa bawain dia bekal dari rumah. Itu lebih baik"

"Untuk obatnya gua kasih resepnya serta ada beberapa obat vitamin tambahan biar darah ia bertambah. Terus gua minta, jangan biarin dia begadang. Gua tau dia pasti begadang tengah malam karena olimpiade itu", lanjut Anggara.

"Olimpiade?", beo Jamal.

"Lah lu ga tau kalo Jo mau ikut olimpiade matematika nanti?", heran Anggara.

"Gua ga tau, soalnya anaknya pendiam banget. Ga cerita apa-apa sama gua", jelas Jamal.

"Coba lu lebih banyak interaksi deh sama dia. Biar lu tau cerita dia yang sebenarnya", tutur Anggara.

"Ya udah deh gua coba nanti", sahut Jamal.

"Oke deh,kalo gitu gua pamit ya. Masih banyak pasien yang butuh gua di rumah sakit. Kalo terjadi apa-apa sama Joshua, lu langsung aja kabarin gua ya", kata Anggara.

"Siap gar, thanks ya", balas Jamal lalu Anggara pun pergi meninggalkan rumah Joshua.

…⁠ᘛ⁠⁐̤⁠ᕐ⁠ᐷ

Tinta Terakhir Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang