Di pagi hari yang cukup gelap karena awan berwarna kelabu memenuhi langit-langit dengan tetesan demi tetesan air membasahi bumi. Jam alarm berbunyi membuat seseorang yang tengah tidur akhirnya terganggu oleh bunyi alarm itu.
Dimatikannya alarm itu lalu ia bangun dan duduk dengan mata yang masih terpejam. Rambutnya yang acak khas sekali orang yang baru bangun tidur.
Ia beranjak dari tempat tidur menuju ke kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi. Hari minggu sungguh hari dimana membuat orang-orang malas untuk beraktivitas karena itu adalah waktu istirahat mereka dari segala aktifitas biasanya.
Setelah selesai,ia pun memakai kacamatanya lalu keluar dari kamar menuju dapur. Tujuannya adalah untuk mengambil minum. Minum air putih sungguh bagus untuk tubuh.
Langkahnya terhenti kala bertemu dengan seorang wanita cantik yang berada di dapur dengan anggunnya sedang memotong beberapa sayuran. Ia pun membeku tanpa sadar air matanya menetes begitu saja.
"Bun- bunda?", ucapnya terbata-bata.
Mencoba mendekat perlahan namun pasti. Berhenti tepat di samping wanita itu menatap nanar wanita yang ia panggil bunda itu.
Wanita itu berbalik lalu tersenyum manis menghiasi wajahnya. Jangan lupa rambut panjangnya berwarna coklat tua dengan beberapa warna abu.
"Jo", panggil seseorang membuatnya tersadar.
Apakah ia sedang berkhayal? Halusinasi? Mimpi? Atau apa? pikirnya.
"Masih pagi kok ngelamun", celetuknya.
"Ngga bang, Jo ngga ngelamun kok. Cuman lagi mikir buat olimpiade nanti aja", bohongnya.
"Kalo mikirin tentang olimpiade kok sampe nangis gitu", tuturnya.
Joshua mengusap pipinya yang basah. Benar saja ia menangis, jadi itu nyata.
"Ah ini tadi kelilipan aja kok bang", gurau Joshua.
"Ada-ada aja kamu Jo", ucapnya.
…ᘛ⁐̤ᕐᐷ
"Wah rasanya pinggang gua mau copot", keluh Haekal.
"Yaelah baru juga bantuin cabutin rumput aja begitu gimana kalo di suruh bikin rumah lu", cibir Arjuna.
"Yeh ogah banget anjir, mending gua turu", sarkas Haekal.
"Udah udah jangan pada ngeluh, tuh liat Jo aja ga ngeluh", celetuk Jordani.
Mereka pun menoleh ke arah Joshua yang tengah merapihkan pot-pot tanaman dengan telaten dan rapih. Keringat membasahi dahinya karna panas terik matahari padahal baru saja hujan tadi pagi.
Setelah selesai semuanya membersihkan tubuhnya. Kemudian mereka pun melakukan makan siang bersama kecuali Nathan. Entah kemana perginya Nathan sejak pagi tak menampakkan dirinya.
Tok tok tok
"Sapa tuh?", tanya Esa.
"Biar Jo aja bang", ucap Joshua.
Joshua berlari ke pintu utama dan membuka pintunya. Menatap dua orang yang berdiri di depan pintu dengan senyuman dari keduanya.
"Hai Jo, kami datang", serunya.
"Jaiden, Hanif", gumam Joshua.
"Hehehe maaf ya ga chat kamu dulu,lagian nih satu manusia minta main ke rumah lu tapi lupa ngabarin ke kamu", jelas Jaiden.
"Oh, kalau gitu ayo masuk", ucap Joshua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinta Terakhir Ku
Teen Fiction"Abang kalo kita pisah nantinya, jangan lupa dengan adik kecil mu ini yah", kata si bungsu Joshua Adi Dirgantara anak terakhir yang paling banyak diam dan cerita yang ia sembunyikan dari ke enam kakak laki-lakinya. "Abang nyium bau gosong ga?" "Aban...